Sabtu, 19 November 2011

Hadiah Ulang Tahun Untuk Tante

Nih cerita tentang seorang tante yang dapat hadiah istimewa dari pegawainya, si tante adalah bos sebuah perusahaan lo. nikmati cerita dewasa berikut ini. Aku (sebut saja Yanti) adalah Direktur Keuangan di sebuah perusahaan swasta besar. Meskipun aku sudah punya 2 anak yang sudah besar2 dan usia sudah masuk ke 45 tapi tubuhku tetap proporsional dan terkesan langsing, tinggi dan putih (maklum masih ada keturunan Chinese nya). Orang-orang yang ketemu aku pasti tidak akan menyangka bahwa usiaku sudah 45th. Pengalaman ini adalah kejadian sebenarnya yang terjadi beberapa bulan yang lalu tepatnya pada hari ulang tahunku yang ke 45. Ceritanya bermula ketika salah satu anak buahku mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui sms ke hanphone-ku. Pegawaiku itu namanya Yudi, salah seorang Supervisor di perusahaanku. Orangnya tinggi, atletis dan tampan, usia sekitar 30thn. Sebenarnya sudah lama dia memperhatikan diriku dan mengagumi diriku (aku tahu setelah pengalaman ini), dan aku juga sebenarnya sangat senang kalau berbicara ataupun bertatap muka dengannya. Karena orangnya cerdas dan enak diajak ngobrol. Mungkin karena aku adalah atasannya jadi dia nggak berani kurang ajar kepadaku. Siang itu Yudi mengirimkan ucapan selamat ulang tahun via sms. Terus terang aku juga gembira karena ternyata ada yang mengucapkan selamat kepadaku, padahal hari ulang tahunku sangat kurahasiakan. Setelah aku pikir2 akhirnya aku balas sms tersebut sambil sedikit iseng … “Terima kasih sayang …. ditunggu ya kadonya …” Kemudian di membalas “Maaf Bu, …. ini salah kirim ya ?? Lagian kalau kado rasanya saya bingung mo ngasih apa ya ke Ibu.” Setelah itu aku balas “Nggak salah kirim kok sayang, ngomong2 gimana kalau kadonya nemenin aku makan malam ? Kalau ok aku tunggu di rumah jam 8 malam”. Setelah agak lama akhirnya aku dapat jawaban “Baik Bu, dengan senang hati nanti malam saya datang ke rumah Ibu.” Aku sendiri tidak menyangka kalau akhirnya akan begini, tadinya yang cuma iseng2 malahan jadi mengundang makan malam berdua. Hal ini karena suamiku sedang tugas luar kota, dan ke 2 anak-anakku semuanya kuliah di kota lain. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan pikiran jelek, akhirnya pembantuku aku suruh pulang ke rumahnya masing2 setelah selesai mempersiapkan makan malam dengan alasan bahwa berhubung lagi ulang tahun maka mereka diberi kebebasan untuk libur. Menjelang jam 7 malam semua sudah siap dan aku deg-deg-an menunggu kedatangan Yudi untuk makan malam. Tidak berapa lama terdengar suara mobil berhenti di halaman depan rumahku. “Pasti itu Yudi” batinku. Kemudian terdengan bunyi bell dari ruang tamu. Aku sendiri yang membukakan pintu, karena tidak ada satu orangpun di rumah ini kecuali aku. “Selamat malam Bu. Maaf, membuat Ibu sedikit menunggu.” sapa Yudi kepadaku. “Nggak pa-pa kok, lagian aku juga baru selesai persiapannya.” jawabku. Yudi tidak berkedip memandangku. Kelihatannya dia terpesona dengan diriku yang tidak seperti saat di kantor. Aku memakai baju terusan panjang tanpa lengan warna hitam yang sangat kontras dengan kulitku yang putih, belahan dadanya agak ke bawah sehingga payudaraku sedikit terlihat menyembul. Di tambah lagi aku tidak mengenakan bra sehingga putting susuku sedikit tercetak di baju yang aku kenakan. Cukup lama dia terpaku di depan pintu memandangiku sampai aku bilang “Lho …. kenapa Yud, ada yang salah dengan aku ya ??”. Yudi terkesiap dan sadar dari terpakunya, kemudian berkata “Maaf Bu, bukannya tidak sopan, tapi Ibu cantik sekali malam ini”. Aku cukup senang dengan pujian dari Yudi, kemudian aku bilang “Ah kamu ada2 saja, ayo kita masuk ke dalam, makanan sudah siap tuh.” “Baik Bu” kata Yudi sambil masuk ke dalam mengikuti langkahku. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Yudi waktu berjalan di belakangku, tapi pasti dia memperhatikan gerakan pinggul dan pantatku pada saat berjalan, hal ini ditambah lagi dengan potongan bajuku yang model backless dan belahan baju belakang sampai di bawah pantat, sehingga otomatis punggung dan pahaku yang putih mulus diperhatikan oleh Yudi. Sampai ruang makan Yudi sedikit terkejut karena dia mendapati ruang makan yang dipersiapkan hanya untuk 2 orang, karena yang tersedia hanya 2 kursi dan makanan siap saji di atas mejanya. “Maaf Bu, Bapak sama anak-anak kok nggak kelihatan, apakah mereka tidak ikut makan malam bersama kita ??” “Memang nggak kok, kebetulan Bapak lagi di luar kota, anak-anak kuliah di kota lain. Lagian ini khusus untuk kita berdua kok, karena kamu adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahu kepadaku.” “O iya Bu, selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sukses selalu” kata Yudi sambil mengulurkan tangannya. “Terima kasih Yud” jawabku menyambut uluran tangannya. Kemudian aku sengaja memajukan wajahku mendekati wajahnya. Tadinya Yudi diam saja dan tidak berani untuk menyambut wajahku dengan pipinya, tapi setelah aku semakin mendekatkan wajahku, akhirnya Yudi mencium pipi kiri dan kananku dan aku lihat wajahnya bersemu merah. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku seberani ini kepada Yudi, mungkin karena terbawa suasana dan sedikit rasa jengkel terhadap suamiku yang malahan keluar kota di hari ulang tahunku, dan mungkin juga ditambah penampilan Yudi yang sangat gagah malam ini. Pada saat makan aku perhatikan Yudi beberapa kali mencuri pandang ke arah dadaku. Mungkin dia penasaran dan tertarik dengan apa yang ada dibalik baju yang aku kenakan. Hal itu bisa dilihat dari pujian-pujian yang dia sampaikan kepadaku. Setelah selesai makan malam akhirnya kita duduk2 di sofa sambil mendengarkan alunan musik. “Kamu bisa dansa gak Yud ??” tanyaku “Maaf Bu, saya tidak bisa dan belum pernah.” jawab Yudi “Ayo kalau gitu aku ajarin” ajakku sambil berdiri dan mengulurkan tanganku pada Yudi. “Wah … saya benar2 belum pernah dan nggak bisa Bu, nantinya malahan kaki Ibu yang keinjak kaki saya” kata Yudi sambil berdiri mengikuti ajakanku. Aku berdiri berhadapan dengan Yudi, tangan Yudi aku letakkan melingkar di pinggangku dan tangan yang satu pegangan dengan tangaku. Badanku aku rapatkan sehingga payudaraku menempel dan bergesekan dengan dada Yudi. Ternyata Yudi memang orang yang pintar, karena kurang dari 5 menit dia sudah bisa mengikuti irama dan instruksi yang aku ajarkan. Sambil berdansa kami saling bercerita berbagai hal dan sedikit menyerempet2 ke hal2 yang berbau sex. Ternyata pengetahuan Yudi sangat luas dan suka bercanda. Tak terasa akibat gesekan dadaku dengan dada Yudi, belahan baju di dadaku ikut tergeser sehingga hampir semua payudaraku menyembul keluar, termasuk putingnya. Sengaja aku diamkan hal ini untuk mengetahui reaksi Yudi kepadaku. Yudi beberapa kali mencuri pandang ke payudaraku dan mulai terangsang, hal ini karena aku mulai merasakan tonjolan keras di selangkangan Yudi yang menempel di perutku. “Bu, maaf baju Ibu sedikit bergeser, sehingga maaf payudara Ibu sedikit keluar” kata Yudi mengingatkanku. “Tolong benerin dong sayang …..” kataku kepada Yudi dengan sedikit menggoda. Yudi menghentikan sejenak gerakan dansa, dan membetulkan baju di bagian dadaku dengan cara sedikit memegang payudaraku. “Maaf Bu …” kata Yudi dengan suara sedikit bergetar. “Menurutmu apakah aku masih cantik dan seksi Yud ??” tanyaku “Maksud Ibu ?” jawab Yudi. “Apakah aku masih terlihat cantik dan seksi dengan usiaku seperti sekarang ini” tanyaku kembali. “Maaf Bu, orang yang bilang kalau Ibu tidak cantik dan seksi berarti orang itu pasti buta Bu.” jawab Yudi. Hatiku tambah berbunga-bunga mendengar jawaban Yudi. Kemudian kami melanjutkan dansa kembali. Tidak berapa lama payudaraku menyembul lagi karena gesekan tubuhku dan Yudi. Aku rasakan tonjolan di selangkangan Yudi tambah keras menekan perutku. Aku tahu pasti Yudi ingin memegang payudaraku kembali. Sengaja aku gerakkan gaunku sehingga agak melorot melewati bahuku. Yudi semakin terangsang terlihat dari nafasnya yang mulai tidak beraturan. “Ibu cantik sekali malam ini. Kalau diijinkan saya ingin mencium kening Ibu” kata Yudi dengan nada bergetar menahan gejolak nafsunya. Aku tambah senang dengan pujian dan perlakuan Yudi ini. Ternyata dia sangat gentle dan meminta ijin dulu meskipun aku sudah berada di pelukannya. Aku diam saja dan menambah ketat pelukanku di badannya. Akhirnya saat-saat yang kunantikan datang juga, Yudi dengan lembut mencium keningku. Baru kali ini aku diperlakukan sebagai seorang wanita yang begitu bernilai dan berharga oleh seorang laki-laki, berbeda dengan keseharianku yang selalu dihargai sebagai seorang pimpinan. “Terima kasih Yud” kataku sambil menengadahkan wajahku untuk memandang wajahnya. Wajahnya begitu tulus dan penuh kasih sayang. Setelah itu aku beranikan untuk mendekatkan bibirku ke bibirnya. Yudi menyambutku dengan ciuman lembut di bibirku. Ciuman yang lembut dan penuh perasaan. Kami berciuman cukup lama sambil memainkan lidah kami berdua. Sejenak aku menghentikan kegiatan ini untuk memandang Yudi dan memberikan senyum yang terindah untuknya. “Maaf Bu saya sudah lancang berbuat seperti ini, tapi Ibu sangat cantik sekali dan saya sangat bangga dan bahagia bisa memeluk serta mencium Ibu seperti ini …” Aku tempelkan jari telunjukku dibibirnya untuk memintanya tidak berkata-kata lagi. Kemudian kami berciuman lebih mesra lagi. Tangan Yudi mengusap-usap punggungku yang tidak tertutup oleh gaunku. Tanganku meraba-raba dada bidang Yudi yang tegap dan berotot. Ciuman Yudi lambat laun turun ke leherku … aku cuma merintih merasakan sensasi nikmat yang dilakukan oleh Yudi. Tak berapa lama ciuman Yudi turun ke bahuku yang putih mulus ….. ciuman lembut itu semakin menaikkan gairahku. Rintihanku semakin menjadi-jadi . Usapan Yudi sekarang berpindah dari punggungku ke arah bawah menuju pantatku. Sampai sini dia sedikit kaget karena tidak ada tanda-tanda bahwa aku mengenakan CD dibalik gaunku. Ciuman Yudi di bahuku berpindah dari bahu kiri, leher, bahu kanan berulang-ulang, sambil memberikan usapan dan sedikit remasan-remasan lembut di pantatku. Aku semakin tidak tahan dengan perlakuan lembut dari Yudi. Aku mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan Yudi. Akhirnya tanganku bisa merasakan langsung dada Yudi yang tegap dan berotot. Usapanku berhenti sebentar di bawah pusar Yudi untuk melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya. Yudi juga tidak tinggal diam dengan hal ini. Tangan Yudi mulai menurunkan gaunku dengan menggeser tali yang ada di bahuku. Pelan namun pasti gaunku melorot melewati kedua bahuku, berhenti sejenak melewati kedua tanganku dan akhirnya lepas jatuh ke bawah melewati kedua kakiku. Aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhku. Yudi menghentikan sejenak ciuman di bahuku untuk memandang dan memperhatikan setiap bagian tubuhku. “Ibu benar-benar cantik dan sempurna, tubuh Ibu sangat indah sekali.” bisik Yudi kepadaku dengan nada bergetar. Aku benar-benar senang dengan pujian Yudi. Kemudian Yudi menundukkan wajahnya untuk mencium payudaraku sebelah kiri. Ah …. begitu lembut dan nikmatnya ciuman Yudi.. Putingku dikulum dan dimainkan dengan lidahnya. Aku cuma bisa pasrah merasakan kenikmatan ini. Tangan kanan Yudi meremas lembut payudara kanan ku, dan tangan kiri Yudi mengelusi kedua belah pantatku secara bergantian. Hal ini dilakukan juga bergantian untuk payudara kananku. Oh … betapa nikmatnya perasaan ini. Baru kali ini aku diciumi dan diperlakukan dengan lembut seperti ini. “Sayang ….. kita pindah ke kamar saja yuk ….” ajakku kepada Yudi. Yudi tersenyum dan tanpa kuduga tiba2 membopongku masuk ke dalam kamar. Sambil menggendongku dia tidak henti-hentinya mencium bibir, leher, bahu dan payudaraku. Sampai kamar dia meletakkan aku di tempat tidur dengan penuh hati-hati ….. “Ah …. kamu curang Yud ….. bajumu belum dibuka ….” kataku sambil tertawa. Yudi membuka baju dan kaos dalamnya, sedangkan aku membantu menurunkan celana panjang dan CD-nya. Akhirnya kami sama-sama telanjang bulat. Baru kali ini aku melihat laki-laki selain suamiku telanjang bulat di hadapanku, demikian juga ini kali pertama aku telanjang di hadapan laki-laki selain suamiku. Batang kemaluan Yudi ternyata sangat panjang dan keras, lebih besar dari kepunyaan suamiku. Aku pegang dengan kedua tanganku secara bergantian. Urat-uratnya begitu terasa di telapak tanganku, dan kepalanya mirip jamur sangat menarik perhatianku. “Ibu suka mencium punya Bapak ??” tanya Yudi kepadaku. “Aku belum pernah melakukkannya. Jangan panggil Ibu… aaah …. aku ingin kamu memanggilku sayang, malam ini aku jadi milikmu sepenuhnya sayang …..” jawabku. “Sayang mau mencobanya ?? ” kata Yudi. Aku mulai memberanikan menciumi batang kemaluan Yudi yang panjang dan keras. Mula-mula memang rasanya aneh ….. tapi lama kelamaan asyik juga. Batang kemaluan Yudi tidak bisa masuk semua ke mulutku, aku gerakkan pelan-pelan maju mundur. Yudi merasa keenakan dan sedikit meremas-remas rambutku. “Ah ….. enak sekali sayang …….” Setelah cukup lama ….. Yudi memintaku untuk menghentikan kulumanku. Yudi mencium bibirku sambil mendorongku untuk rebahan di kasur. Kami berciuman dengan penuh perasaan, tangan Yudi meremas lembut payudaraku secara bergantian. Kemudian ciuman Yudi bergeser ke leher …. bahu dan kedua payudaraku. “Sshh…… enak sekali sayang ……” rintihku. Ciuman Yudi bergerak turun ke bawah …. melewati pusarku …. berhenti sejenak untuk menciumi perutku yang rata. Aku tambah menggelinjang tak karuan merasakan sensasi nikmat ini. Ciuman Yudi terus bergeser ke bawah pusarku …. mendekati vaginaku yang tanpa bulu (habis kucukur sore harinya) ….. tak berapa lama aku merasakan Yudi menciumi vaginaku dengan lembutnya. Kakiku sedikit dilebarkan agar lebih memudahkan Yudi untuk mengeksplorasi organ intimku. Kadang lidah Yudi menjilat …. klitorisku digaruk dan digigit kecil dengan gigi Yudi ……. Oh …. benar-benar nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang tiada tara…. “Eh …m… ….. enak Yud ….. terus Yud …..” Ciuman, jilatan dan gigitan Yudi terus dilakukan terhadap organ intimku …. sampe aku merasakan nikmat yang tiada tara dan rasanya ada sesuatu yang akan keluar ….”Ssh ….. sayang …. terus sayang ….. aku mau keluar …..” Akhirnya aku keluar sambil menjepitkan kedua pahaku dikepala Yudi. Pantatku aku tekan-tekankan ke mulut Yudi seakan-akan tidak mau kehilangan ciuman Yudi di vaginaku. “Oh ….. nikmat sekali sayang ….. kamu pintar sekali membuat aku merasakan puncak kenikmatan seperti ini.” Badanku serasa lemas, aku lihat batang kemaluan Yudi masih tegak berdiri dengan gagahnya. Yudi terdiam sejenak untuk memberikan aku waktu memulihkan tenagaku. Setelah cukup, Yudi mulai mencium payudaraku lagi secara bergantian. Dikulum dan dijilatnya putting payudaraku sehingga menaikkan gairahku kembali. Tangannya secara lembut mengelusi vaginaku yang sudah basah oleh cairan orgasmeku. Tak henti-hentinya dia memuji diriku yang masih tetap cantik dan menggairahkan. Aku semakin tersanjung dan merasa dihargai di hadapan Yudi. Pelan namun pasti Yudi mengarahkan batang kemaluannya ke vaginaku. Aku pasrah dan tak sabar menunggu dengan harap-harap cemas merasakan batang yang besar itu akan memasuki lobang vaginaku. “Sudah siap sayangku ??” kata Yudi sambil menciumi leher dan payudaraku. Aku mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya. Perlahan-lahan aku merasakan batang yang besar itu masuk ke lobang vaginaku…. “Ahhhh ….. besar sekali sayang ….”. Yudi menghentikan sebentar gerakan batang kemaluannya. Hal itu dilakukan berulang-ulang … dengan penuh kesabaran dan perasaan agar aku tidak merasa sakit. Akhirnya masuk semua batang kemaluan Yudi yang besar itu ke dalam lobang vaginaku. Lobangku terasa sesak dan berkedut-kedut. “Ohhhh…….. punyamu serasa sampe ulu hati sayang … besar sekali ….” kataku. “Iya sayang …… memek sayang sangat nikmat …. sesuai dengan kecantikan sayang …. selain itu masih sempit sekali lagi …” kata Yudi memujiku. Setelah beberapa saat, Yudi menggerakkan batang kemaluannya maju mundur secara perlahan-lahan …. sensasi yang aku rasakan tidak dapat aku katakan. Tanganku melingkar ke leher Yudi, sambil sesekali Yudi mencium bibir, leher dan payudaraku secara bergantian. Tangan Yudi juga tidak tinggal diam, meremasi dengan lembut kedua payudaraku. “Orgh…… nikmat sekali sayang ….. ssshs,…. enak sekali sayang …… “ Gerakan Yudi kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat, beberapa tusukan pendek dan sekali tusukan dalam membuat aku semakin tidak tahan menerima perlakuan ini. “Argh ….terus sayang …. terus sayang …….” Tak terasa sudah 30 menit kami mengayuh biduk cinta kami. Peluh dan keringat membasahi tubuh telanjang kami. Meskipun ruangan kamar menggunakan AC tetapi tidak sanggup meredam gelora panas permainan kami. Tak berapa lama ….”Argh ….. aku hampir keluar sayang …. lebih dalam lagi sayangku” erangku. Yudi semakin mempercepat kocokan kemaluannya di vaginaku. …… “Aarggh…….. aku keluar ……. sayang ……..” Aku mendapatkan puncak kenikmatanku yang kedua kalinya. Memang hebat Yudi ini, dia belum ada tanda-tanda mau keluar sedangkan aku sudah 2 kali. Yudi memberikan waktu untuk aku beristirahat tanpa mencabut batang kemaluannya dariku. Diciumnya bibirku dengan penuh perasaan …. “Aku sayang kamu Ibu Yanti ……sudah lama aku memimpikan seperti ini …. aku sangat mencintaimu ….Sayangku” Kemudian Yudi memintaku untuk berbalik dengan posisi menungging, sepertinya dia ingin bermain dari belakang. Dengan posisi ini batang kemaluan Yudi semakin terasa sesak di kemaluanku. Tusukan kemaluan Yudi kadang-kadang cepat … kadang-kadang lambat. Aku mengimbanginya dengan memutar-mutar pantatku sambil gerakan maju-mundur …. “ahh…. nikmat sekali ……” Kedua tangan Yudi meremas lembut kedua payudaraku ……”Uggh……. terus sayang ….. terus ….burungmu enak sekali …..”. “Sssshh …..memekmu sangat nikmat sayangku …… aku ingin terus menyetubuhimu cintaku …..” erang Yudi yang semakin menambah gairahku. Tak berapa lama aku merasakan ada dorongan hebat di kemaluanku ……”Arghg…. aku nggak tahan sayang …… aku mau keluar lagi ……” jeritku …. akhirnya ….”Arghg …….. aku sampeee sayang. …….” Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, selama ini aku nggak pernah bisa orgasme lebih dari 1 kali. Tapi kali ini aku benar-benar dibuat bahagia oleh Yudi. Batang kemaluan Yudi masih menancap di vaginaku. Punggungku diciumi oleh Yudi dengan lembut dan penuh perasaan. Kadang-kadang digigit-gigit kecil sehingga memancing gairahku lagi. Tangan Yudi masih tetap meremasi kedua payudaraku. “Enak gak sayangku …??” bisik Yudi kepadaku. “Kamu hebat sekali sayang …… “ jawabku sambil mencium bibir Yudi. Cukup lama kami berciuman tanpa Yudi menggerakkan batang kemaluannya yang masih menancap di vaginaku. Hanya tangan Yudi yang aktif meremasi dan kadang-kadang memelintir putting payudaraku sehingga gairahku naik lagi. “Kamu belum keluar ya sayang …… sekarang gantian aku yang akan memuaskanmu.” kataku sambil melepaskan batang kemaluannya dari vaginaku. Yudi aku minta untuk rebahan di kasur dan aku bergerak untuk mengangkangi kemaluan Yudi. Argh ….. besar sekali batang kemaluan ini …… Aku gerakkan pantatku memutar, maju mundur, ke atas bawah …. benar-benar seperti cowboy lagi menunggang kuda. Aku benar-benar menikmati permainan ini. Semakin lama gerakanku semakin cepat …. Tangan Yudi memegang pinggangku untuk membantu gerakanku naik turun. Sesekali diciumnya payudaraku sambil digigit-gigit kecil …… “Kamu cantik sekali sayangku …. tubuhmu sangat mulus dan indah …. aku ingin selalu menikmati tubuh indahmu cintaku …..” bisik Yudi kepadaku. Aku sangat senang dengan pujian Yudi. Hal ini menambah gairahku untuk semakin memuaskan Yudi. “Arggh …… terus sayang …. jepit manisku ……” teriak Yudi …… sekitar 20 menit aku rasakan batang Yudi tambah membesar ….. mungkin ini saatnya Yudi ejakulasi. Aku mempercepat goyangan dan gerakan pantatku karena aku juga mulai merasakan sesuatu yang akan keluar dari vaginaku. Vaginaku terasa berkedut-kedut seakan-akan menyedot kemaluan Yudi ….. Oh …… benar-benar nikmat sekali yang kurasakan. “Sshh ….sayangku ….. kita keluar sama-sama ….. “ erangku. Tangan Yudi memegang pinggangku dengan kuat agar batang kemaluannya lebih tertekan masuk ke vaginaku. “Arggh ….. aku mau keluar cantik ……” Pada saat bersamaan aku juga berteriak ….”Aku keluar lagi sayang ….. ssh……h..s…” Batang kemaluan Yudi berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Lebih dari 8 kali kurasakan semprotan sperma Yudi. “Oh …… nikmat sekali sayang …..” badanku rebah menindih tubuh Yudi. Keringat kami bercucuran dan menambah erotis pemandangan bagi siapapun yang melihatnya. Yudi memelukku dengan erat dan mencium bibir dan leherku dengan gemas. Kami terdiam beberapa lama untuk menikmati surga dunia yang barusan kami lalui bersama. Kemaluan Yudi masih tertancap di lobang kemaluanku. Benar-benar pengalaman senggama yang melelahkan dan membahagiakan. Kami berciuman dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Tangan Yudi sesekali mengelusi punggung dan pantatku. Kemudian Yudi mencium keningku …”Aku sayang kamu Ibu Yanti …… aku ingin selalu menikmati keindahan dan kecantikan tubuhmu ….sayangku” “Aku juga sayang kamu Yud, …… aku benar-benar merasakan indahnya sex bersamamu.” jawabku. Cukup lama kami berpelukan sambil saling mengelusi tubuh kami berdua. Sesekali tangan Yudi dengan nakal memilin puting dan meremas lembut payudaraku. Kadang-kadang bibir Yudi juga ikut merasakan kekenyalan dan keindahan payudaraku. Gigitan Yudi meninggalkan tanda merah di kedua payudaraku. Oh …. indahnya malam ini ….. batinku. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjukkan pukul 11.30 malam. Ternyata cukup lama juga kami bermain cinta. Yudi benar-benar lelaki sejati yang bisa membuatku sangat bahagia. Setelah itu aku mengajak Yudi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana kami berdua saling menyabuni dan mengelusi. Tangan Yudi menyabuni tubuhku. Yudi paling suka mengusap-usap kedua payudaraku yang menurutnya sangat indah. Ukurannya 34B dengan puting berwarna merah muda yang menurutnya sangat pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kamipun melakukan persetubuhan lagi di kamar mandi …. di shower dan dilanjutkan di bathub. Sekitar jam 02.00 pagi Yudi mohon ijin untuk pamit pulang ke rumahnya. Sebenarnya aku menahannya agar bermalam dan tidur menemaniku malam ini. Aku ingin tidur dipelukannya dan merasakan kasih sayang dari Yudi. Aku ingin menghabiskan malam ini berdua saja dengan Yudi dan tentunya bermain cinta. Yudi menyampaikan bahwa sebenarnya dia juga ingin tinggal dan menemaniku malam ini bahkan kalau bisa selamanya. Tetapi karena khawatir akan ada kecurigaan seadainya pembantu atau keluargaku ada yang datang lebih awal maka lebih baik kalau dia pulang ke rumahnya saja. Yudi mencium keningku sambil berkata “Aku sayang kamu cantik ……”. “Aku juga sayang kamu Yud …..” jawabku sambil memeluknya. “Oya ….Sayangku ………. aku ingin ini dan ini cuma jadi milikku.” candanya sambil meremas payudara ku dan vagina ku. “Iya sayangku …. aku juga berharap cuma kamu yang menikmati tubuhku ini. Dan ….. aku juga ingin batang perkasa ini selalu memenuhi lobang memekku sayang …..” jawabku sambil meremas batang kemaluannya. Kami berdua tersenyum dan berpelukan seakan tidak ingin terpisah. “Aku akan merindukanmu Yud …” kataku. “Aku juga merindukanmu cantik ……” kata Yudi. “Bobo’ yang nyenyak ya sayangku …. bye …” sambung Yudi sambil mencium keningku sekali lagi. Aku menunggu di depan rumah sampai mobil Yudi tidak kelihatan lagi di tikungan jalan. Oh … betapa indahnya malam ini. Aku seperti seorang gadis yang baru menemukan cinta pertamanya, rasa sayang yang tulus dari seorang laki-laki.