Senin, 28 Desember 2009

Kekasih Abadi

Kekasih Abadi

Ardy terkejut, ketika adiknya mengintip dari atas meja belajar. Ketika itu Ardy terbangun sekitar pukul 11.00 malam. Kejadian ini berkisar ketika Ardi berusia 13 tahun dan adiknya Mimi berusia 11 tahun. mereka memang tidur sekamar. Rumah kecil tipe 36 yang sudah dikembangkan itu, hanya memiliki dua buah kamar yang kecil. Satu untuk ayah dan ibumereka serta adik bungsunya yang berusia 3 tahun dan satu lagi Ardy dan Mimi.
Ardy mendekati Mimi dan mencolek tubuhnya. Lalu bertanya, kenapa mengintip ada apa Mimi sangat terkejut dan hampir saja dia berteriak. Lalu ditempelkannya telunjuknya ke dua bibirnya, sebagai pertanda agar Ardi tidak ribut. Mimi turun dari meja belajar. Ardi bertanya, ada apa Mimi tak menjawab, tapi menyuruh Ardy untuk ikut mengintip. Berdua mereka naik ke atas meja belajar. Mereka mengintip bergantian dari lubang kecil yang ada di sana. Ardy melihat sebuah adegan. Ayah dan ibu mereka bertelanjang bulat. Bugil. Ayah mereka sedang menjilati pagina ibunya. Kemudian berciuman dengan bibir mereka saling menjilati. Tangan ayahnya mengelus-elus tetek ibu. Saling berpeluk dan ayah menaiki tubuh ibunya dan melihat ayahnya menggenjot ibunya. Mereka berpelukan. Kedu bibir ayah dan ibunya berpagutan lagi. Saling mengisap dan menjilati. Ayahnya juga menjilati leher ibu mereka. Genjotan makin keras dan cepat. Saat itu ibu mendesah-desah. Matanya tertutup dan meminta agar ayah lebih kencang menghunjamkan kontolnmya. Kelihatan keduanya saling beepelukan erat. Tak lama genjotan itu berhenti. Ayah mereka turun dari tubuh ibunya dan terlentang di sisi ibunya. Tak lama, keduanya pergi ke kamar mandi dalam keadaan telanjang. Dengan cepat Ardi dan Mimi ke tempat tidur mereka, berpura-pura tidur. Mereka mendengar langkah-langkah kedua ibu dan ayah mereka, pulang dari kamar mandi memasuku kamar tidur. Terdengar pintu terkunci.

Ardy terbangun. Dia mendekati Mimi dan bertanya, sudah berapa kali mengintip. Mimi mengatakan sudah terlalu sering. Kalau mendengar ada suara tempat tidur berdenyit, Mimi bangun dan mengintip. Mulanya iseng saja, ingin tahu kenapa ada desahan.
“Kita begituan juga yok…”kata Ardi.
“Apa bisa.. tanya Mimi.
“Kita coba aja. Kita buka pakaian kita. Kita kinci dulu pintu…”kata Ardi. Mimi setuju. Ardi berjingkat menginci pintu pelan-pelan. Lalu dia membuka baju dan celananya bertelanjang bulat. Mimi juga membuka bajunya dan celana dalamnya. Ardi jelas melihat tetek Mimi yang baru tumbuh. Tak lebih sebesar bola pimpong. Bahkan sedikit lebih kecil. Pentilnya juga sangat kecil. Mimi dibawanya ke tempat tidurnya, setelah lebih dulu menutup lubang dari atas meja belajar, takut, kalau sebaliknya ibu dan ayah mereka yang mengintipnya.
Mereka mulai meniru apa yang dilakukan oleh ayah dan ibu mereka. Bibir mereka mulai menempel. Perlahan Ardi mengecup bibir Mimi. Mimi pernah mendengar, kalau ibunya meminta agar ayahnya menjulurkan lidahnya untuk diemut. Mimi berbisikk kepad Ardy, agar menjulurkan bibirnya untuk diemut. Ardy mengikutinya dan Mimi-pun mengemut lidah Ardy. Mereak bergantian mengemut lidah masing-asming. Mimi mengarahkan mulut Ardy unutk menjilati teteknya, seperti apa yang mereka lihat, kelakukan ayah dan ibunya. Ardy mulai menjilati tetek MImi. Mimi kenikmatan. Ardy juga merasakan nikmat. Kontolnya mulai berdiri. Kini yang sudah lebih dahulu beberapa kali mengintip meminta agar Ardy menjilati paginanya. Ardy mengikuti saja permintaan Mimi. Mimi mengangkangkan kedua pahanya, lalu Ardy mulai menjilati paginanya. Karea pagina yang belum berbulu itu tidak terkuak, Ardy hanya menjilati bagian luarnya saja. Mimi merasa sedikit geli. Ketika jilatan lidah Ardy berada di sela-sela bibir pagina Mimi, mimi merasa kegelian yang bukan kepalang. Mimi mengangkangkan kedua kakinya lebih lebar dan Mimi membantu membukakan bibir paginanya dengan dua jari telunjuk dan jari tengahnya. Ardy menjilati bagian dalam dari pagina Mimi. Mimi merasa enak. Dibisikinya Ardy agar terus menjilati peginanya.
“Kak Ardy, enak. Terus saja…” katanya. Ardy pun menjilati terus, sampai beberapa menit, sampai tengkuk Ardy terasa pegal. Saat Ardy mau berhenti, Mimi menekan kepala Ardy terus di memeknya dan terpaksa Ardy terus menjilati pegina adiknya itu. Sampai saatnya Mimi tak mampu menahan kegelian yang amat sangat.

Ardy menghentikan jilatannya, saat Mimi meminta sudah. Ardy kebingungan melihat adiknya lemas. Dia takut. Lalu dia berbisik ke telinga adiknya.
“Ada apa”
“Enggak apa-apa,” jawanb Mimi. Setelah nafasnya teratur, Kini mimi meminta agar Ardy tidur terlentang. Mimi mulai mengelus-elus kontol kakaknya. Lalu kontol itu dijilatinya, seperti ibunya menjilati kontol ayah mereka. Kontol itu berdiri. Dia masukkan kontol itu ke dalam mulutnya dan diemut-emutnya. Ardy kelihatan mengelinjang-gelinjang keenakan. Tak lama, Ardy mengeluarkan spermanya di mulut Mimi. Ardy pun lemas dan Mimi memuntahkan sperma itu dari mulutnya. Mereka diam sesaat. Sepi. Yang terdengar hanya suara dengkur ayah dan ibu mereka dari balik kamar. Mereka pun tidur satu ranjang dengan telanjang bulat, berpelukan ditutupi selimut.

Ketika terdengar suara azan subuh, Mimiterbangun. Dia membangunkan kakaknya Ardy. Mereka memakai pakaian mereka, lalu Mimi naik ke tempat tidurnya sendiri. Dalam keadaan nyenyak, pagi itu ibu mereka mengetuk pintu membangunkan mereka. Mereka terbangun dan pergi mandi bergantian di kamar mandi yang hanya ada satu. Mereka pergi ke sekolah.
Di sekolah, Ardy terus membayangkan apa yang sudah terjadi pad dirinya dan pada adiknya Mimi. Di sekolah yang lain, Mimi juga terbayang-bayang apa yang mereka lakukan. Kedaunya ingin cepat pulang.
Sepulang sekolah, Ardy dan Mimi senyum-senyum penuh arti. Seusai makan, ibunya datang ke meja makan dengan pakaian Darma Wanita. Ibunya berpesan, agar keduanya menjaga rumah dan belajar, karean dia akan mengikuti rapat di kantor ayahnya. Nanti sore baru pulang bersama ayahnya. Kedaunya mengangguk. Begitu ibu mereka pergi meninggalkan rumah, Mimi menatap kakanya Ardy.
“Kita ke kamar yuuuukkk….”kata Mimi. Ardy mengangguk. Dia cepat-cepat mengincu pintu. Di kamar, Mimi sudah mulai membuka pakaiannya. Teramsuk mini shirt yang membungkus buah dadanya. Demikian juga ardy membuka pakaiannya. Mereka enutup pintu dan saling berpelukan. Bibir mereka menyatu, saling pagut da saling isap. Ardy mengelus-elus tetek Mimi.
“Pelan-pelan kak…sakit…” kata Mimi. Ardy melepaskan elusannya dan mengantinya dengan jilatan pada tetek Mimi. Mereka tidur di ranjang Ardy. Di kangkangkannya kedua paha Mimi.
“Aku masukkan ya. Seperti ayah,” kata Ardy. Mimi mengangguk. Ardy mencucukkan kontolnya ke pagina Mimi. Mimi memegangi kontol Ardy yang sudah tegang itu. Ardy mulaui menekankan kontolnya ke dalam pagina Mimi.
“Aduh…pelan Kak…sakit…” kata Mimi. Ardy berhenti.
“Enggak jadi…” tanya Ardy.
“Tungu dulu sakit…” kata Mimi.
Ibu kok enggak sakit…” tanya Ardy. Mimi menggeleng.
“Ayo coba lagi,” kata Mimi. Ardy pun mencucuk lagi kontolnya ke pagina Mimi. Sekali hentakan, kepala kontol Ardy sudah memasuki liang pagina Mimi. Mimi setengah menjerit.
“Aduuuuhhhh…Sakit !” katanya. Ardy mendiamkan kontolnya yang kepalanya sudah masuk itu. Mimi meneteskan air matanya.
“Mungkin sebentar lagi tak sakit. Kalau sudah tidak sakit bilang ya…” lata Ardy kepada Mimi adiknya itu. Mimi hanya diam saja. Ada rasa perih. Melihat Mimi sudah diam, Ardy mencucukkan lagi kontolnya. Kini sudah separoh kontolnya bersarang di pagina Mimi. Kembali Mimi mengaduh. Perlahan, Ardy mencabut kontolnya sedikit…lalu mencucuknya dan mencabutnya dan mencucuknya. Makin lama makin dalam dan makin dalam, sampai akhirnya masuk semua. Kini Mimi sudah tidak menjerit dan mengaduh lagi, justru sebaliknya sudah memeluk Ardy.
“Masih sakit…” tanya Ardy.
“Sedikit. Teruskan saja, ” kata Mimi. Ardy meneruskan memaju mundurkan kontolnya ke dalam pagina Mimi.
Keduanya berpelukan. Ardy semakin cepat memaju mundurkan kontolnya. Mimi memeluknya erat sekali. Lalu, Ardy memuntahkan spermanya di dalam pagina Mimi.
Ketkka bangkit, sprei tempat tidur ada noda darh, agar banyak. Mereka secepatnya mencuci darah itu agar tak ketahuan kepada ibu mereka. Keduanya bingung, sementara, Mimi merasakan perih pada paginanya. Akhirnya tertidur sampai sore. Sampai ibu dan ayah mereka datang.
Melihat Mimi pucat dan melihat ada darah pada roknya, Ibunya tersenyum. Dia berbisik kepada suaminya.
“Dasar masih kecil…tak sadar kalau dia sudah haid,” kata si ibu kepada suaminya. Suaminya juga tersenyum. Dengan cepat si ibu ke kedai membeli pembalut. Di pangilnya Mimi disuruh memakai pembalut. Ibunya mengira Mimi haid. Ibunya menghitung, ini adalah haid anaknya untuk yang ketiga kalinya. Jika masih muda, haid masih belum beraturan, pikirnya. pertama dalam usia 11 tahun. Mimi mengikuti saja. Ibunya lagi berpikir, kalau Mimi sedang senggugut, sakit dan perih ketika haid. Ibunya memeberikan obat penghilang rasa sakit. Benar saja, beberapa menit kemudian, rasa sakit itu hilang.
Setelah semingu kejadian itu, malamnya Mimi benar-benar haid. Seminggu kemudian, baru bersih. Mereka mengulangi seks nikmat mereka. Entah darimana mereka tahu, mungkin dari berbagai majalah kesehatan yang dilanggani oleh ibunya, kini Ardy setiap kali bersetubuh dengan Mimi, selalu memakai kondom.
Hal itu terus mereka lakukan sampai Ardy kuliah. Ibu dan ayah mereka sangat bangga, akan keakraban kedua anak-anaknya. Ayah dan ibunya senang. Mereka mengira kedau anaknya tidak mau pacaran,. sebelum sekolah atau kuliah mereka selesau. Anak yang penuh cita-cita, pikir kedua orangtua mereka.
Mimi selesai, SMA dapat jodoh. Mimi menikah dengan seorang pegawai negeri. Walau Mimi sudah menikah, mereka selalu mencuri-curi untuk melakukan seks kenikmatan dunia itu.

Suatu hari, Mimi meminta agar kakaknya Hardy menemuinya di sebuah cafe. Ada penting sekali yang mau dibicarakan, katanya. Ardy datang on time ke cafe yang ditentukan.
“Ada apa…” tanya Ardy setelah minuman terhidang di atas meja.
“Aku hamil…kak,” katanya.
“Baguslah…sebentar lagi aku punya keponakan,” kata Ardy gembira.
“Bukan keponakan, kak. Tapi yang kukandung ini, anak kak Hardy sendiri. Semasa suamiku pergi ke luar kota, kita melakukannya. Dan aku hamil. AKu tahu betul, ini anak kak Hardy,” kata Mimi.
Ardy terdiam. Lalu dia tersenyum.
“Ya…sudah…anak itu adalah anak kita. Tapi cukup kita berdua yang tahu. Rahasiakan sekuat-kuatnya,” kaya Ardy. Mimi tersenyum. Disandarkannya kepalanya di bahu ARdy. Ardy mengelus-elus rambut Mimi dengan penuh kasih sayang.
Ketika Ardy melaporkan kehamilan adiknya Mimi kepad kedua orang tuanya, kedua orangtuanya terkejut. Justru Mimi lebih dulu melaporkannya kepada kaqkaknya, bukan kepada mereka orangtuanya.
Lagi-lagi kedua orangtua mereka bahagia, atas kedekatan kedua anak mereka itu.
“Sebentar lagi, kami punya cucu dan kamu punya keponakan,” kata ibunya. Ardy tersenyum saja penuh arti. Belum habis rasa bahagia mereka, tiba-tiba suami Mimi menelpon. Dada Ardy terguncang. TIba-tiba ibu Ardy berkata”
Selamat ya…sebentar lagi kamu punya anak. Jangan lupa jaga kesehatan Mimi dan kandungannya,” jawab ibunya melalui telepon. Ibunya tidak mengatakan, kalau mereka sudah tahu Mimi hamil.
Mereka bersalaman penuh bahagia.

Kecelakaan

Kecelakaan

Namaku susi (25) dan suamiku totok (31), kami baru menikah 8 bulan yg lalu. Aku mau menceritakan kejadian 2 minggu lalu yg sangat menggangguku. Cerita ini berawal dari kedatangan adik iparku teddy (28) sekitar 3 bulan yg lalu karena dia diterima kerja di salah satu persahaan dikota kami. Dia baik, tampan dan lebih gagah dari suamiku yang berpostur sedang namun lebih gentle. Kami melewati hari-hari dengan bersemangat dan tanpa perselisihan, teddy pun sangat menghormatiku sebagai kakak iparnya sehingga dia selalu memperhatikan urusannya pribadi seperti mencuci bajunya sendiri, membersihkan kamarnya, pokoknya tidak pernah merepotkan aku sebagai seorang ibu rumah tangga.

Suatu hari, ketika teddy sakit aku membantunya mempersiapkan sarapannya dan membersihkan kamarnya ketika dia sedang dikamar mandi. Aku cukup kaget ketika menemukan majalah porno penuh adegan yg membuat jantungku berdebar kencang dibawah bantalnya. Bagaimana tidak, gambar-gambar yg belum pernah aku bayangkan meskipun beberapa gayanya sudah sering mas totok praktekkan ketika bersenggama denganku tapi bentuk penis yg sangat besar dan panjang itu yg membuat sesak nafasku. Tapi aku segera balikin majalahnya seperti semula dan merapikan tempat tidurnya.

Satu bulan berlalu dengan tidak ada kejadian apa-apa, kemudian aku jadi sering masuk kamarnya untuk melihat-lihat gambar yang sangat mendebarkan dan sering membuat aku panas dingin tapi aku terus rapihkan kembali. Tidak ada kejadian yang aneh setelah itu tapi aku masih terbayang-bayang adegan-adegan serta bentuk penis yang besar, panjang dan berurat itu.

2 minggu yang lalu mas totok dan teddy keluar kota untuk beberapa malam karena mengunjungi keluarga yg sakit. Setelah 3 malam berlalu, aku jadi kesepian dan aku putuskan untuk melihat-lihat koleksi majalah teddy dikamarnya sembari menuntaskan kebutuhan batinku. Aku segera membuka lembaran-lembaran gambar yang sangat diexpose itu sambil membayangkan bagaimana rasanya jika penis yg dari warna putih sampai hitam besar dan panjang itu memasuki memek kecilku yg selama ini hanya dimasuki penis suami yg panjangnya cuman 15 cm dengan diameter ‘mungkin’ sepertiga yg digambar.

Uh… angan-angan itu membuat aku jadi merasa gerah dibadan, tetekku jadi mengeras, dan memek kecilku pun ikutan tambah basah. Aku memang hanya pakai daster tanpa bra dan celana dalam karena dirumah hanya aku seorang jadi memudahkan aku meraba-raba memek ku dan merangsang puting payudaraku yang walaupun ngga besar namun runcing merah mudah dengan bentuk payudara yang menantang, suamiku sering memuji serta extra hati-hati melahapnya takut “rusak” katanya.

Semakin aku bayangkan gambar-gambar itu semakin gatal rasanya memek ku, dan semaikn cepat pulah aku gosok klitoris ku sampai aku masukkan jari tengahku sambil membayangkan penis hitam panjang itu yang keluar masuk menyusuri liang nikmatku ini. Makin lama aku gosok-gosok, makin membanjirlah cairanku dan rasanya tubuh ini melayang-layang dalam buaian kenikmatan… hingga akhirnya, Ooohh…. ssssshhh… aaahhhh…… hmmm… aku orgasme dengan nikmatnya. Segera aku letakan majalah itu dan aku tidur terlentang menikmati apa yang barusan aku dapatkan.

Tapi kenikmatan itu segera hilang ketika aku mendengar suara pintu ditutup dan dikunci kembali, siapakah gerangankah orang tersebut. Suamiku atau teddy aku bingung mau keluar tapi takut, aku segera dapat akal… aku rapihkan bajuku dan segera pura-pura tertidur dikasur itu. Segera aku mendengar langkah mendekat kamar ini dan yang pasti aku segera dapat menduga bahwa itu adalah teddy. Celaka… majalah itu masih dilantai dengan gambar yg terbuka, terlambat sudah sekarang teddy sudah masuk kamar. Oh aku ngga tahu apa yg akan terjadi, aku hanya pura-pura tertidur saja.

Teddy kelihatan terkejut mendapati aku yang sedang tidur di kasurnya namun dia tersenyum ketika melihat majalahnya pornonya terbuka lebar. Setelah menutup pintu dia merapikan majalah dengan segera menghapiri aku yang pura-pura tertidur. Digoyang-goyangkan bahuku mungkin dengan maksud membangunkan aku, tapi karena aku sudah tertangkap basah tidur dan membaca majalahnya aku tetap berpura-pura tidur pulas saja untuk menghindari rasa maluku.

Yang terjadi kemudian sangat membuat aku terkejut karena mengalami sesuatu yg luar biasa. Dia diam dan terus melototi sekujur tubuhku terutama payudaraku yang masih tegang dengan puting yang mencuat lewat daster putih tipisku. Kemudian mata ganasnya mulai melototi bayangan hitam yg semakin jelas karena cairan yg membasahi dasterku tersebut. Badan ku menggigil dan jantungku berdetak cepat ketika dia memberanikan diri menyentuh payudaraku dari luar daster sambil tapak tangannya terus berputar di atas payudaraku… sekarang bibirnya mencium putingku sambil lidahnya memainkan putingnya… Oooh.. aku mulai merasakan basah dibawah sana, aku mo berontak dan pura-pura bangun… namun tubuhku terlanjur terpaku dan bergelora terbujuk nafsu yang menghanyutkan ini.

Saat itu aku masih yakin kalau dia hanya iseng dan segera akan keluar kamar sebab kesempatan ini adalah akibat kesalahanku dan dia iseng begitu karena dia belum punya pacar jadi masih ingin mengexploitasi tubuhku saat ada kesempatan karena dikiranya aku masih tidur. Namun hal itu segera sirna, ketika aku merasakan dasterku diangkat sembari mengangkat pantat kenyal dan bulat ini sampai sebatas bahu dan ditutupnya mukaku dengan daster itu…

Oooh aku mau menjerit, tapi tenggorokanku terasa macet dan bibirku terkatup rapat. Aku makin bingung ketika dia melebarkan kakiku sehingga bibir memek ku terpampang jelas, dan payudaraku segera dengan bebas dia cium dan kulum… Oooh… ach… ssshhh aku menahan rintihan nikmat itu dan berusaha tetap tenang. Tak beberapa lama ciuman liar itu terus turun menelusuri perut mulus rampingku sampai…. ooohhh…. sshhh.. bibir memek ku diciumnya!!!! Bukan hanya itu, itil atau klitorisku dijilatin dan dihisap-hisapnya…. Ooch…. kakiku tegang dan bibir vaginaku semakin basah, puting payudaraku meradang nikmat…. apalagi ketika lidahnya menjilatin bekas cairan nikmatku tadi sampai kering…. terus… dan terussss…. lidah kasar dan panas itu seakan akan punya mata serta menyusuri liang nikmatku, merayap pelan-pelan dari ujung luar sampai dalaaaaaam banget… dia melakukan itu dari pelan sampai cepat sambil sesekali memelintir klitorisku sehingga denyut-denyut nikmat itu semakin lama semakin itens dikirimkan ke sinyal sarafku. Ooooohhhh…. sssshhhh… aku menahan nikmat itu sampai suatu waktu aku tidak kuat lagi… lemas… menyerah dan pasrah didera gelombang nikmat…. jiwa dan perasaanku melayang laying dengan indahnya… sehingga mengalirlah cairan nikmatku, meleleh lembut kebibir merah vaginaku… sementara lidah nya masih aktif menjilatin dan bibirnya menghisap-hisapnya. Ooooh… aku hanya bisa diam dan merasakan kenikmatan itu, diam menikmati sensasi itu, sensasi yang luar biasa bagiku…. diam… sunyi… dan dia ternyata sudah tidak dibawah sana…

Aku hampir tertidur puas saat itu sampai aku merasakan sebuah benda tumpul, panas, lembut, sedang digosok-gosokan dibibir vaginaku…. sedetik kemudian aku tersadar… Oh mungkinkah itu kok sepertinya… Jangan-jangan itu penis teddy jangan-jangan dia sudah tidak tahan nafsu dan lupa aku ini milik kakaknya jangan-jangan dia hendak memaksakan masuk penisnya yang besar dan panjang itu Jangan-jangan dia akan memperkosaku oh tidak, ini tidak boleh terjadi…. cukup sudah kenikmatan itu, bagiku itu tadi sudah cukup impas karena kesalahanku tadi dan dia sudah menikmati permainannya menjamah milik ku yang pali berharga, menikmati dan menghisap-isap putting merah mudah yang sangat di sakralkan suamiku, menjilatin memek ku yang seharusnya hanya untuk suamiku… sudaaaahh…! cukuuup…!! jangaaaan…!!! oh.. jangan lakukan Ted…!!!! jerit hatiku yang segera dijawab teddy seiring dengan menerobos masuknya kepala penis yang besar itu ke vaginaku, Oooohh… aku bergetar menahan pedih sampai berusaha menghindarkan pinggulku… namun teddy dengan sigap memegang pantat sintalku dengan kedua tangannya sambil mendorong penisnya masuk 2 centi dan menariknya lagi… dorong lagi 4 centi dan menariknya lagi satu senti sambil memutar pinggulnya sehingga aku merasakan sensasi yang luar biasa tanpa ada rasa sakit lagi…. nikmaaaaat sekali, ooohhh… selang beberapa menit kemudian amblaslah semua batang penisnya yang besar dan panjang itu sesak memenuhi rongga vaginaku. Ooh… begini hebatkah rasanya penis orang lain yang bukan milik suamiku Aku heran sekali karena merasakan penisnya seakan akan membuat vaginaku mengembung penuh membengkak, ooohhh… sssshhh… penisnya ternyata sangat besar bahkan lebih besar dari penis suamiku oooohhh… aku tahu semua wanita pasti tahu artinya itu. Aku juga heran juga geli nikmat karena ujung penis itu sudah mentok ke dinding rahimku, berarti penisnya panjang sekali sehingga ujung dalam tepatnya dibibir rahimku jadi geli sekaligus ngilu.

Aku coba melihat mata adik iparku yang terpejam dengan bibir yang menyungging seyum kepuasan…. Ooohhh… memang badan teddy diam, tapi didalam sana… batang penis itu berkedut-kedut seakan memberontak kenikmatan dan itu mengakibatkan aku tidak kuasa membendung perasaan enak dan serangan nikmat yang kurasakan berlebihan ini hingga segeralah terpancar orgasmeku yang ketiga kalinya… seerrr… seerrr… dinding sepanjang vaginaku segera berkontraksi secara simultan mengiringi cairan nikmatku. Aku segera melihat mata teddy yang merem-melek kemudian terbeliak kenikmatan sampai matanya tinggal putih semua…. Dengan dengusan yang sangat bernafsu, dia segera menarik penisnya dan mulai menggoyang pantatnya maju mundur, mendorong keras-keras penisnya sampai bibir vaginaku ikut tergesek masuk dan clitorisku terjepit nikmat…. terus ditariknya penisnya sambil bergoyang pinggulnya sehingga terasa penis itu kaya mata bor besar yang berulir sepanjang vaginaku…. Ohhhh… ssshhhh….. aahhhhh…. ssshshhhhh…. aku menahan erangan nikmatku. “oooh… ani… enak….. sshhhh…. vaginamu… ooh… nikmat…ssshhh….ouchhhh…. ahhh….” cerocos teddy yang tidak bisa dia tahan… ahhh… ohhh….. Semakin lama gerakan kontol teddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam mémékku menggeliat-geliat dan berputar-putar. aku terus merintih dengan rintihan kenikmatan. 20 menit kemudian dia agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwwww…….. teddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan kontolnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. 10 menit kemudian gerakan penisnya semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana-ke mari. Selang 15 minitan kemudian dia mengambil sebuah bantal dan diganjalkaan dibawah pantatku sehingga bibir dalam memeku terlihat jelas dan itupun tidak dia biarkan terlalu lama karena penisnya yang besar panjang itu dibenamkan dalam-dalam sampai menumbuk dinding rahimku, sejurus kemudian dia pompa penisnya sehingga aku merasakan ngilu bercampur nikmat yang luar biasa ketika kepala penis yang bagaikan terong itu menumbuk ujung rahimku dan ketika batangnya ditarik berulir sampai kepalanya menggantung diujung luar vaginaku, demikian dia lakukan berulang-ulang sampai aku merasakan ringan diseluruh tubuhku dan dunia ini terus berputar-putar melayang… Hingga suatu saat aku rasakan penisnya makin membesar dan tegang…. kemudian akhirnya teddy menjerit tertahan “Oouuuuhhhh….. sssshhhhhmmmm…. aaahhhgg!” bersamaan dengan yang kurasakan adanya semprotan-semprotan cairan hangat di dalam mémékku atau mungkin sekali langsung masuk ke rahimku yang paling dalam. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan kontolnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah sementara penisnya masih tegak berkilauan.

Aku segera pura-pura menggigau “Ooohh… mas anto….oohhh sayang mas anto…. ahhhhmm”, mulutku beguman agak keras dengan mata yang masih tertutup terus aku rapatkan kakiku sementara tubuhku terasa basah sekali, basah karena keringatku, keringatnya dan cairan nikmat itu. Tapi reaksi teddy sungguh mengejutkan ketika dia mendengar aku berguman seakan-akan berbicara dalam mimpi dan menyebut-nyebut nama kakaknya, teddy langsung bangun dan merapikan bajuku. Kemudian dia ambil majalah tadi dan meletakkan di lantai seperti semula, kemudian berkemas-kemas dan keluar rumah. Dia tidak balik rumah sejak saat itu sampai ketika dia telpon mas anto 2 hari yang lalu memberitahukan kalau dia dapat kontrakan sendiri. Sampai saat ini dia masih kelihatan takut ketahuan apa yg telah dia lakukan terhadapku, sementara aku benar-benar dapat sensasi dan pengalaman baru merasakan kenikmatan penis dari orang lain selain punya suamiku. Ooh aku masih merindukan bagaimana nikmatnya saat itu, tapi aku bingung karena aku tidak mau rumah tanggaku hancur oleh kebutuhan seks ini.

TAMAT

Istriku Selingkuh

Istriku Selingkuh….

Kehidupanku berumah tangga dalam hal materi bisa dikatakan diatas rata-rata, aku memiliki rumah yang cukup besar dengan kolam renang serta taman yang indah didaerah Elite Surabaya, Istriku Anik memiliki toko pakaian semacam boutik di Tunjungan Palasa dan aku sendiri Freddy sebagai kepala cabang sebuah bank devisa Swasta yang besar. Setiap hari kami berangkat dengan kesibukan masing-masing, Istriku mengendarai mobil civic sport dan aku mempergunakan mobil kantor. Untuk menambah kegiatan dan menjaga bentuk tubuhnya,istriku mengikuti kursus senam dan aku terkadang mengantarnya jika kebetulan hari libur. Aku sangat menyayanginya.

Dalam kehidupan sexual istriku orangnya sangat agresif dan aku sering tidak mampu menguasai keadaan, kondisi ini sudah teridentifikasi semasa pacaran, istriku mudah sekali terangsang. Saat menikah dia masih dalam kondisi virgin, karena pada masa pacaran aku takut merusaknya. Setelah menikah istriku semakin naik temperamen sexnya, sering dia meminta hal-hal yang aneh seperti oral sex, tapi aku menolaknya dengan halus, sehingga hubungan sex kami berjalan normal-normal saja, dia dibawah dan aku diatas beres. Sehingga sering sekali dia merasa kurang puas akhirnya uring-uringan. Akhirnya aku punya beban pikiran tentang sex dan aku beranggapan sex merupakan siksaan bagiku, aku menderita ejakulasi dini. Kondisi ini tambah membuat istriku senewen rupanya karena setiap aku melakukan hubungan sex tidak dapat bertahan lama spermaku sudah menyembur pada vaginanya. Untuk memperkecil kekecewaan ditumpahkan pada pekerjaan sebagai pemilik boutik tersebut dan aku membiarkan saja, sampai 2 anakku lahir lucu dan indah rasanya dunia ini.

Walaupun sudah beranak dua badan istriku tidak berubah, tingginya 165 Cm dengan pinggang yang ramping dan dada menonjol ukuran 36C serta leher jenjang dan mata lentik, membuat lelaki ingin berkencan dengannya jika dilirik, hal itu sempat membuatku was-was.

Pada waktu makan siang aku dikejutkan oleh berita dari teman kantorku yang centil dan biang gossip Wenny namanya, dia mengatakan pernah menjumpai istriku berjalan mesra dengan lelaki kerempeng serta rambut keriting keluar dari mall. Aku tidak percaya begitu saja omongan si biang gossip karena selama ini perlakuakn istriku tidak berubah dan semakin sayang saja aku padanya. Dikantor Aku terkenal pendiam dan jarang sekali bersenda gurau dengan bawahanku, bahkan sekretarisku sempat mengatakan pada temannya bahwa aku orang yang frigid dan sulit terangsang. Di ruanganku terdapat satu sekretaris keturunan cina masih muda sekali sekitar 23 tahun Liem Fei namanya, dia menjadi seketaris sejak direktur sebelum aku, dandanannya cukup berani dengan rok mini 15 cm kira-kira diatas lutut dan kulitnya putih bersih, sering sekali menggoda pandanganku dengan menyilangkan kakinya bergantian sehingga sesekali terlihat pangkal pahanya yang menonjol, tapi itu tak membuatku tertarik. Bahkan jika dia menyodorkan surat untuk kutanda tangani tak segan-segan dia datang padaku sambil membungkuk dan mata nakalku mencuri pandang pada belahan dadanya yang ranum, maklum belum menikah sih, kadang terbit watak nakalku ingin menyentuh daging itu tapi kuurungkan niatku.

Aku ditugaskan ke Jakarta oleh Pusat untuk rapat dan laporan setengah tahunan selama lima hari dan istriku sudah hafal dengan kondisiku, aku memang sering pergi ke Jakarta untuk urusan semacam itu, tapi pagi ini kelihatan sekali berubah, istriku mempersiapkan kepergianku dengan senang dan bahagia, cepat-cepat kutepis prasangka burukku. Aku berangkat ke bandara dengan mobil kantor sedangkan istriku berangkat ke tokonya.

Urusanku di Jakarta dapat kuselesaikan lebih cepat dari rencana, hanya 3 hari berarti sesuai dengan ijinku aku dapat santai dirumah 2 hari lumayan, waktu ini akan aku pergunakan untuk istirahat dan mengurus kebun yang menjadi salah satu hobbyku saat libur bekerja. Aku mengambil penerbangan jam 08.30 agar sampai dirumah tidak terlalu siang. Sampai dibandara aku langsung menuju tempat parkir kendaraan kulajukan dengan cepat agar sampai dirumah. Sesampai didepan rumah tak kulihat siapa-siapa, aku berfikiran bahwa istriku sedang di tokonya, akan kujemput biar dia terkejut pikirku, tetapi kuperhatikan pintu garasi agak membuka sedikit. Kendaraanku urung kumasukkan aku. Aku berjalan perlahan mendekati pintu pagar, kulihat terkunci, dengan kunci duplikat yang kumiliki aku membukanya dan perlahan aku masuk lewat pintu garasi yang terbuka kulihat dibelakang kendaraan istriku ada panter warna merah metalik, “Mobil siapa ya, seingatku saudara-saudaraku atau saudara istriku tak punya mobil seperti itu”, tanyaku dalam hati. Aku mendekati mobil tersebut dan “Klek” ternyata Panther merah ini tidak terkunci aku membuka-buka laci untuk mencari petunjuk pemilik kendaraan tersebut. Dan,….. kutemukan kartu anggota Club senam dengan identitas pemilik bernama “Darwis” dengan alamat Jl. Semanggi Dalam 73. Cepat cepat kusalin alamat tersebut dalam notes kecilku. Kedua anakku memang liburan sekolah dia berlibur dirumah neneknya seminggu yang lalu. Dengan berjalan mengendap terus aku perhatikan sekeliling rumahku, kudengar suara renyah tawa istriku dibelakang dan sesekali erangan manja.. Aku berjalan mendekati suara itu, dengan mengintip sekeliling akhirnya aku sempat terkejut dibuatnya. Melalui kisi-kisi pintu garasi kulihat dengan jelas kearah kolam renang ada 2 makhluk berlainan jenis sedang bercanda mesra dia adalah istriku Anik dengan lelaki yang sesuai dalam foto kartu anggota senam dan cerita temanku Wenny. Hatiku panas melihatnya, Anik dengan memakai pakaian renang mini hanya menutup payudara dan memeknya saja sedangkan darwis mempergunakan celana renang kecil mirip CD. Mereka berdua asyik sambil berlari mereka menceburkan diri kemudian berbalik minum dan saling berbincang. Kulihat anik merapatkan duduknya pada darwis dan setelah bercakap sebentar tangan darwis menggelitik pinggang Anik, dia menggelinjang sambil mendesah “Ampun wis,… lepaskan geli nih,……” pintanya, sementara tangan darwis terus mengucek pinggang Anik yang ramping. Anik semakin menggelayut manja pada Darwis dan kesempatan ini tidak diais-siakan oleh darwis dengan memeluk serta mengulum mulut Anik yang ranum. Aku jadi semaki panas melihat adegan ini. Kuperhatikan terus mereka sambil menahan panas hati yang semakin membara. Kulihat tangan darwis semakin berani mengelus seluruh tubuh istriku, kini istriku tidur dipangkuan darwis sementara mulut darwis tidak lepas dari mulut istriku. Anik menjadi-jadi dibiarkannya tangan darwis menyelusuri payudaranya yang ranum anik mengangkat dadanya tinggi-tinggi sehingga tangan darwis berhasil menyusup dibelakang pinggang anik dan melepas pengait Bhnya, Anik tergolek hanya dengan memakai Celana Dalam saja. Kuperhatikan dari jauh nampak tubuh anik yang mulus dengan payudara mencuat dan pentilnya menonjol merah kecoklatan ditimpa tangan Darwis yang kecil hitam dan berbulu kontras sekali. Aku secara tidak sadar mulai terangsang juga melihat mereka berdua yang semakin menjadi-jadi,mulut darwis menyusuri seluruh lekuk tubuh Anik dan aniknya semakin menggelinjang tak menentu. Mulut Darwis berhenti pada putting susu anik dan diisap-isap seperti bayi kelaparan sedangkan tangannya tak berhenti pada pinggang saja terus bergerak tiap Cm kulit halus Anik aku semakin senewn dibuatnya kupegang penisku mulai mengeras juga melihat adegan gila tersebut. Semakin lama tangan darwis semakin berani perlahan dimasukkan dalam CD anik dan diuceknya memek anik. Tangan kecil hitam dan berbulu tersebut kini tenggelam dalam memek anik. Tali pengait Cd dipianggang ditarik keras oleh darwin dan kini aku juga jelas melihat Anik tidur terlentang dengan tanpa busana, sesaat Darwis memandang penuh kekaguman tubuh putih mulus dengan buah dada besar bergoyang serta bulu memek cukup lebat hitam dan keriting dan mata anik terpejam pasrah.. Tidak menunggu lama, tangan darwis memegang dua lutut Anik dan merenggangkannya, sehingga tampak jelas daging kecil merah ditengah memek Anik, dan Darwis mulai menjilati dengan rakus. Anik semakin menggelinjang merasakan ulah darwis. Dijulurkan lidahnya memasuki lubang memek yang membasah, Anik mengangkat pantatnya tinggi-tinggi saat mulut darwis manjauhi memeknya seakan anik tidak rela mulut Drawis menjauh dari memeknya.. Tak lama kemudian Anik bangun dan mendorong Drwis untuk tidur, anik mulai merayap pada tubuh darwis yang kurus diciuminya drwis menyeluruh dari mulut sampai dada, mulut Anik terus menjalar keperut sementara tanganya menuju CD darwis, dielusnya perlahan dari luar kemaluan darwis dan menggelinjang. Tangan anik menarik keras CD Darwis dan kulihat kemaluan darwis berdiri tegak menantang, aku terkejut juga melihat ukurannya, darwis yang orangnya kecil ukuran kemaluannya luar biasa pajnag dan besarnya kuperkirakan 22 CM sedangkan tangan istriku mulai mengocok turun naik. Kemaluan darwis tidak dapat digenggam semua oleh Anik. Anik sambil mengocok memandangi kemaluan darwis dengan kagum dan mulut yang tak henti mendesah. Tanpa membuang waktu lagi mulut anik maju menelungkupi kemaluan darwis, tapi sayang mulut mungil itu tak sanggup menampung kemaluan yang membonggol, dipaksakannya mulut mengulum tapi tetap tak bisa akhirnya hanya kepala dan sebagian kemaluan yang berhasil tenggelam dalam mulut Anik. Telur kemaluan tak lepas dari jilatan lidahnya, kulihat gerakan tubuh darwis mulai tak beraturan, dan akhirnya Anik mengambil inisiatif dengan memegang kepala kemaluan darwis diarahkan kememeknya dan anik dalam posisi diatas menduduki paha darwis. Anik berusaha memasukkan semua bagian milik darwis hal itu kuliat dari kesungguhannya dalam menuntun kemaluan darwis menuju lubangnya. Dengan setengah menjerit kudengar anik berhasil. Saat pantat anik naik kulihat lubang memeknya seolah mau ikut keangkat karena terbebani olah kemaluan yang begitu besar. Sambil meringis anik mulai menggerakkan pantatnya cepat-cepat dan,……. “Ahhhhh,….ennngggghhhhh, ……Sszzzzzztttttttt” `Kudengar juga suara kecipak kelihatannya memek anik sudah banjir, tapi darwis masih senyum-senyum saja melihat ulah anik yang menggila. Aku jadi ndak betah, cepat-cepat kukeluarkan kemaluanku dan kuelus sebentar kiranya spermaku sudah mucrat keluar, sambil kupandangi kemaluanku dan kubandingkan, jauh sekali dengan milik Darwis, makanya istriku tergila-gila padanya.

Kini istriku dalam posisi nungging sementara darwis asyik memegang pinggul serta meremasnya sambil menyodok-nyodokan penisnya keras-keras pada memek anik lewat belakang, aku jadi senewen, kenapa darwis bisa sekuat itu, padahal aku cujman lima kali keluar masuk udah bubar. Kulihat butir-butir keringat istriku meleleh rata ditubuhnya, akhirnya kulihat anik berbalik ditariknya keluar penis darwis , dikocok dan dikulumnya lagi sambil mmulutnya tetap berguman,……. Darwis berteriak,… dan,…. Kusaksikan mulut anik penuh dengan sperma darwis dan ani masih terus mengocoknya,……..

Mulut itu masih tetap menjilat dan membersihkan sperma dengan rakus,……. Setelah bersih barulah anik tersenyum dan darwis memeluknya,…… Aku jadi bingung dan,…. Cepat-cepat aku ke kendaraan untuk kembali kekantor,….pikiranku suntuk, tak kusangka anik gila dengan penis besar,………

Imajinasi Istriku

Imajinasi Istriku

Aku dan istriku, Risnawati yang biasa kupanggil dengan Ris, sudah menikah kira-kira 4 tahun. Istriku saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri. Sedikit gambaran fisik tentang istriku, Ris pada saat ini berumur 29 tahun, berkulit putih, berambut ikal sepunggung, dengan payudara yang cukup besar (34B) berbentuk bagus sekal, tinggi 155 cm, berat 50 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk badannya dan kedua bongkahan pantatnya sekali. Secara umum, dia cukup seksi.

Telah lama kami mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks three some. Biasanya, sebelum melakukan Making Love, kami mengawalinya dengan saling menceritakan fantasinya masing-masing. Fantasi yang paling merangsang bagi kami berdua, adalah membayangkan Ris melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiranku. Sekedar informasi, Ris memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, aku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam kemudian penisku bisa ereksi lagi, umumnya aku merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya, biasanya ketika dia minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling banter aku melakukannya dengan tangan, atau membantunya bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian selama ini dia bisa merasa puas dengan cara tsb.


Setelah sekian lama mempunyai fantasi tsb, suatu hari aku tanya apakah ia mau merealisasikan fantasi tsb. Pada awalnya ia cuma tersenyum dan mengira aku cuma bercanda. Namun setelah aku desak, ia balik bertanya apakah aku serius. Aku jawab, ya aku serius. Terus dia tanya lagi apakah nanti aku masih akan tetap sayang sama dia, aku jawab ya, aku akan tetap menyayanginya sepenuh hati, sama seperti sekarang. Lalu aku tambahkan, bahwa motivasi utama aku adalah untuk membuatnya bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Melihat wajahnya ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagiku.

Akhirnya dia jawab dia mau melakukannya kalau moodnya mengijinkan. Kemudian aku dan Ris mendiskusikan kira-kira dengan siapa kami melakukannya, akhirnya pilihan datang kepada seorang teman dekatku, namanya Vence biasa kupanggil dengan Ven, yang telah lama kami kenal, namun jarang bertemu karena tinggal di kota lain. Sejak itu sering fantasi kami melibatkan kehadiran Ven. Usia Ven 33 tahun, sama denganku, meski demikian tubuhnya lebih tinggi kurang lebih 175 cm dan besar serta tegap, maklum dia adalah keturunan campuran Eropa-Indonesia.

Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, aku menghubungi Ven dari kantorku. Setelah berbasa-basi sebentar, lalu aku mulai menceritakan tentang fantasi-fantasi kami. Sebagai sahabat lama, kami terbiasa berbicara terbuka, termasuk masalah seks. Ven tampak antusias mendengar ceritaku dan dia menyatakan kesanggupannya. Mengingat kesibukan bisnisnya, dia merencanakan untuk datang ke kotaku sekitar 2-3 minggu lagi. Tidak lupa aku tegaskan, bahwa semua rencana ini sepenuhnya bergantung kepada kesediaan istriku. Artinya jika pada saat-saat terakhir Ris berubah pikiran, maka sama sekali tidak boleh ada satu pihakpun yang memaksakan kehendaknya. Aku katakan juga, dia tidak boleh berlaku kasar terhadap Ris, sebab kepuasan Ris adalah segala-galanya. Ven setuju dan dapat memakluminya.

Akhirnya waktu yang yang ditunggu tiba, baik Ris maupun aku cukup gugup menghadapi apa yang telah kita rencanakan. Namun aku meyakinkan Ris bahwa dia boleh berubah pikiran kapanpun. Sekitar pukul 6 sore Ven datang, pada saat itu aku masih berada di kantor, Ris mengabarkan kedatangannya melalui telepon. Pukul 7 aku tiba di rumah, tampak Ven telah mandi dan ganti baju dan sedang menonton TV. Sementara itu Ris sedang berada di kamar mandi. Setelah ngobrol sebentar, kemudian aku masuk ke kamar untuk menyimpan tas dan mengganti pakaian. Pada saat bersamaan Ris baru keluar dari kamar mandi (kamar mandi terletak di dalam ruang tidur kami) dengan hanya memakai handuk. Dia tampak sangat cantik malam itu. Sementara aku mengganti pakaian, Ris mengenakan daster pendek berwarna merah. Ris tampak cantik dengan daster tersebut, panjang daster tsb hanya sampai ke pertengahan paha, tampak kontras dengan pahanya yang berwarna putih mulus. Sementara Ris masih menyisir rambut dan memakai parfum, aku keluar menemui Ven.

Setelah beberapa saat kami mengobrol, bercerita tentang keadaan masing-masing. Ris kemudian keluar kamar. Ven hampir tak berkedip menatap Ris yang benar-benar tampil seksi malam itu. Singkat cerita, setelah selesai makan malam kami sama-sama duduk di karpet, menonton acara TV yang saat itu sedang berlangsung. Posisinya Ven, kemudian Ris di tengah menyender di dadaku. Terus terang suasana saat itu agak canggung dan kami benar-benar tidak tahu cara untuk memulai semua rencana yang telah disusun.

Akhirnya aku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dada Ris dan menyentuh payudaranya dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Ris mulai terangsang dan nafasnya mulai tidak teratur. Segera setelah itu, aku lumat bibirnya dan tangan aku mulai menyusup ke balik dasternya. Ternyata saat itu Ris sudah tidak memakai BH. Ris benar-benar terangsang kini. Pada saat itu tangan Ven mulai mengelus-elus paha Ris yang telah terbuka, karena daster mininya telah terangkat ke atas. Kaki Ris yang tadinya tertekuk ditarik, sehingga sekarang Ris berada dalam posisi duduk sambil bersandar padaku dengan kedua pahanya yang agak terbuka dan kaki melonjor ke depan. Tangan Ven mulai bergerilya pada bagian paha atas Ris.

Kemudian Ven menarik tangan Ris dan meletakkannya di atas pangkuan Ven. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, Ris mengusap-usap kemaluan Ven yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Ven terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Ven ini. Sementara bibirku mulai menyusur leher dan belakang telinganya (bagian yang paling sensitif baginya). Setelah itu aku berbisik di telinga Ris, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Lalu aku melepaskan pelukanku untuk memberi kesempatan pada Ven untuk beraksi.

Sekarang Ven mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Ditariknya Ris ke pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap payudara Ris yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggung Ris sambil mulutnya melumat bibir Ris dengan gemas. Tangan Ven yang berada di payudara Ris disisipkan pada belahan daster Ris yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingnya yang telah mengeras. Kemudian Ven menarik tangan Ris ke arah resluiting celana Ven yang telah terbuka dan menyusupkan tangannya memegang kemaluan Ven yang telah tegang itu. Kelihatan Ris agak tersentak ketika terpegang senjata Ven yang tampaknya besar itu.

Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Ris membuka celana Ven sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat. Aku sangat terkejut melihat kemaluan Ven yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu hanya ada di film-film BF barat saja. Batang penisnya berdiameter 7 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya berbentuk topi baja yang sangat besar, panjangnya mungkin lebih dari 20 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut pirang yang lebat.

Setelah keluar dari celananya kelihatan seram, jauh lebih panjang dan besar dari punyaku. Sesaat Ris menoleh ke arahku, dari sinar matanya yang agak panik, tampak dia agak ketakutan dan tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Ven yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.

Kemudian aku mengangguk sambil tersenyum memberi semangat pada Ris. Mendapatkan persetujuanku dan dorongan semangat itu, Ris kemudian dengan kedua tangannya memegang penis Ven dan mulutnya mendekat ke kemaluan Ven. Ris mulai menjilati kepala penis Ven yang besar itu. Kemudian setelah cukup basah oleh air ludahnya, perlahan Ris mulai memasukkan penis Ven ke dalam mulutnya. Terlihat sangat susah bagi Ris untuk bisa memasukkan penis yang besar itu ke dalam mulutnya. Terlihat mulutnya harus dibuka lebar-lebar untuk bisa menampung penis Ven yang dahsyat itu. Ven tampak sangat menikmati isapan Ris itu.

Kira-kira sepuluh menit Ris mengulum kemaluan Ven, kemudian Ven menarik kepala Ris dan mendekatkan ke mukanya dan kemudian melumat bibir Ris. Ris balas melumat bibir Ven dengan ganasnya, sementara tangan Ven merambah ke payudara Ris dan mulai membuka daster Ris. Setelah daster terlepas, sambil tetap berciuman, tangan Ven mulai menyusup ke balik celana dalam Ris yang berwarna cream sambil memainkan clitoris Ris. Tangan Ris sendiri tidak tinggal diam, ia terus mengelus kemaluan Ven yang semakin menegang.

Kemudian Ven menggendong Ris dan membawanya ke kamar tidur tamu. Terlihat Ris sangat kecil dalam gendongannya, dibandingkan badan Ven yang besar itu. Secara perlahan kemudian Ven meletakkan Ris di ranjang dan membuka celana dalam Ris. Hingga kini Ris telah telanjang bulat. Tampak kulitnya yang putih dan vaginanya yang tanpa rambut (Ris biasa mencukur bulu vaginanya secara teratur) merekah dan tampak basah. Kemudian Ven perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke leher Ris, kemudian turun ke dadanya dan mulai melumat puting payudara Ris bergantian.

Sementara itu aku terus memperhatikan dari pintu kamar dengan menahan birahi yang sangat memuncak. Setelah puas bermain-main di payudara Ris, Ven kemudian mulai menciumi pusar Ris sampai akhirnya mulai menjilati lubang vagina Ris yang semakin basah. Setelah berlangsung kira-kira 30 menit, tampak Ris mulai mendekati orgasme, mengetahui demikian, Ven kemudian mulai mengarahkan penisnya ke vagina Ris yang makin merekah. Sebelum memasukkan penisnya, tidak lupa Ven menggosok-gosok kepala penisnya pada bibir vagina Ris. Badan Ris menggelinjang kegelian merasakan gosokan penis Ven pada vaginanya.

Perlahan-lahan Ven mulai memasukkan penisnya ke vagina Ris. Ris berusaha membantu dengan membuka bibir vaginanya lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vagina Ris yang kecil. Tangan Ven yang satu memegang pinggul Ris sambil menariknya ke atas, sehingga pantat Ris agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang ditekan masuk ke dalam vagina Ris.

Sementara Ven sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam memek Ris, badan Ris terlihat menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya terdengar suara, “aahh.., aahh.., sshh.., sshh”, seperti orang sedang kepedasan. Pada waktu Ven mulai menekan penisnya, terdengar jeritan tertahan dari mulut Ris, “Aduuhh.., sakiitt.., Veenn.., pelan-pelan.., doong”. Ven agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberikan kesempatan pada Ris mengambil nafas, kemudian Ven melanjutkan kembali usahanya untuk menaklukkan vagina Ris. Aku agak kasihan juga melihat keadaan itu, disamping itu melihat badan Ris yang menggeliat-geliat dan tangannya yang mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, membuatku terangsang dengan hebat. Ven dengan pasti tetap mendorong kemaluannya masuk secara perlahan-lahan ke dalam vagina Ris.

Akhirnya sesaat kemudian, hampir seluruh kemaluan Ven masuk ke dalam vagina Ris. Ven kemudian menggerakkan penisnya keluar masuk dengan irama yang teratur, sementara Ris mengimbangi dengan mengerakkan pantatnya. Tidak lama kemudian, Ris mencapai klimaks. Tubuhnya mengejang dan mulutnya mengeluarkan jeritan tertahan, “Aku sampaai Veenn.., peluk aku kuat-kuat”. Bersamaan dengan itu, kakinya melingkar di pinggang Ven dan mengunci dengan erat. Sementara Ven hampir tidak bisa bergerak dan hanya menekankan kemaluannya ke dalam vagina Ris sekuat mungkin. Tak lama, Ris mulai tampak rileks dan melonggarkan kakinya yang melingkar di pinggang Ven.

Sementara Ven kemudian meneruskan gerakan keluar-masuk penisnya secara perlahan-lahan dan Ris hanya diam kelelahan dengan nafas yang tidak teratur. Tidak lama, tampaknya birahi Ris mulai bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya lagi. Maklum wanita kan bisa mengalami multiple orgasme.

Tidak lama kemudian, Ven mencabut penisnya dari vagina Ris dan meminta Ris untuk menungging. Kemudian Ven memasukkan kemaluannya ke vagina Ris dari belakang. Aku yang sejak tadi hanya menyaksikan mulai tidak tahan, kemudian aku mendekat, membuka celana, dan mengarahkan kemaluanku yang sudah sangat tegang ke mulut Ris. Dengan sangat bernafsu, Ris mengulum penisku sementara Ven tampak menggerakan pinggulnya semakin cepat. Tidak lama kemudian tampaknya Ven hampir mencapai klimaksnya dan mengerakkan pantatnya dengan sangat cepat. Ris mengimbangi gerakan Ven dan melepaskan penisku dari mulutnya, sambil mengeluarkan erangan Ris berkata, “Ayo Ven gerakkan yang cepat.., ah.., uh”. Setelah itu Ven ejakulasi dan menekankan pantatnya rapat-rapat sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Ris. Dan pada saat hampir bersamaan Ris pun kembali mencapai orgasme. Tak lama Ven mencabut penisnya dan tidur telentang di samping Ris.

Aku kemudian duduk di kursi sofa yang ada di ruang tidur itu dan menarik Ris. Perlahan Ris jongkok di atasku dan mulai menurunkan vaginanya yang tampak membengkak ke arah kemaluanku (mungkin akibat barang Ven yang sangat besar itu). Dengan mudah penisku masuk ke dalam vagina Ris, maklum setelah cukup lama barang Ven yang besar itu keluar masuk, membuat vagina Ris agak melar. Walau demikian, aku tidak bisa menahan ejakulasi terlalu lama, mungkin akibat pengaruh situasi, tidak lama penisku memuntahkan cairan sperma di dalam vagina Ris, sampai meluber keluar.

Tampak Ven terbaring dengan lesu di ranjang dan aku di sofa. Tampaknya energi kami benar-benar terkuras. Sementara Ris kemudian pergi ke kamar mandi, untuk pipis dan membersihkan sisa-sisa spermaku di vaginanya. Kira-kira setengah jam kami beristirahat, Ris berinisiatif mengulum kemaluan Ven yang masih mengkerut. Sementara aku hanya memperhatikan. Tidak lama, kemaluan Ven mulai membesar lagi setelah beberapa saat dikulum. Ris kemudian mengangkangkan kakinya di atas Ven yang telentang tidur dan menghadapkan wajahnya ke arah penis Ven. Ven kemudian menjilati vagina Ris sampai ke lubang anusnya, dan Ris sendiri sibuk mengulum dan menghisap penis Ven. Melihat pemandangan ini, kemaluanku pun mulai menegang kembali.

Tak lama Ris bangun dan duduk di atas Ven, kemudian Ris memasukkan penis Ven ke vaginanya dengan posisi Ris di atas. Ris menaik-turunkan pantatnya dengan bibir vagina mencengkeram penis Ven dengan erat. Ketika Ris menaikkan pantatnya, bibir vaginanya turut tetarik keluar mencengkeram kemaluan Ven. Sungguh pemandangan yang sangat mengairahkan. Makin lama gerakan Ris makin cepat dan tak lama Ris tampak mencapai orgasmenya dan menekankan pantatnya kuat-kuat sehingga penis Ven masuk seluruhnya. Setelah itu Ris menarik pantatnya dan jongkok di tepi ranjang sambil mengulum kemaluan Ven. Sementara vaginanya mengarah ke arahku. Melihat pemandangan demikian, aku memasukkan penisku ke vagina Ris dari belakang, sementara mulutnya sibuk mengulum kemaluan Ven keluar masuk.

Kira-kira sepuluh menit kemudian, Ris kembali mencapai orgasmenya dan aku rasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tak lama aku pun kembali mencapai ejakulasi. Setelah itu Ris mengelap sisa air maniku yang tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk kecil, Ris kemudian berbaring di ranjang dan Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris.

Setelah hampir satu jam, dan Ris telah mencapai dua kali orgasme lagi, barulah Ven pun mencapai orgasmenya, namun kali ini Ven mengeluarkan penisnya dari vagina Ris, sehingga spermanya muncrat ke payudara dan perut Ris. Sambil tersenyum Ris membalurkan sperma tsb ke seluruh dada dan perutnya, untuk menikmati kehangatannya. Setelah itu Ris kemudian mengelapnya dengan handuk kecil. Sementara Ven tampak kelelahan namun sangat menikmati. Ven kemudian mencium bibir Ris, istriku dan memeluknya. Ris berkata bahwa ia sangat menikmati malam itu dan tersenyum manis kepadaku. Kemudian mereka berdua tertidur di ranjang dengan tubuh telanjang, sementara aku tertidur kelelahan di atas sofa.

TAMAT

Hadiah Kedewasaan dari Mbak Yuni

Hadiah Kedewasaan dari Mbak Yuni

Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari SMU. Perkenalkan, namaku Aris. Kejadian ini tidak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya sex yang sebenarnya. Pada waktu itu aku make love dengan Mbak Yuni yang umurnya kira-kira 10 tahun lebih tua dariku. Wajahnya manis dan kulitnya putih.

Mbak Yuni adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Yuni ikut dengan keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.

Setelah itu kami jarang bertemu, paling-paling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yang dipindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.

Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Mbak Yuni sudah punya rumah sendiri dan tinggal bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Mbak Yuni. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kira-kira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.

Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yang ciri-cirinya sama dengan yang dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, lalu aku coba mengetok pintu rumahnya.

“Ya sebentar..” terdengar sahutan wanita dari dalam.
Tak lama kemudian keluar seorang wanita dan aku masih kenal wajah itu walau lama tidak bertemu. Mbak Yuni terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tidak mengenaliku.
“Cari siapa ya tanya Mbak Yuni”.
“Anda Mbak Yuni kan” aku balik bertanya.
“Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa” Mbak Yuni kembali bertanya dengan raut muka yang berusaha mengingat-ingat.
“Masih inget sama aku nggak Mbak Aku Aris Mbak, masak lupa sama aku”, kataku.
“Kamu Aris anaknya Pak Tono” kata Mbak Yuni setengah nggak percaya.
“Ya ampun Ris, aku nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu.” Kata Mbak Yuni sambil memeluk tubuhku dan menciumi wajahku.
Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang wanita. Aku rasakan buah dadanya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.
“Kamu kapan datangnya, dengan siapa” kata Mbak Yuni sambil melepas pelukannya.
“Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” kataku.
“Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk.” Katanya sambil menggeret tanganku.

Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sana-sini, maklum lama nggak tetemu. Mbak Yuni duduk berhimpitan denganku. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Mbak Yuni sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri.

“Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya..” kata Mbak Yuni ditengah pembicaraan.
Tak lama kemudian ia datang, “Ayo ini diminum”, kata Mbak Yuni.
“Kok sepi, pada kemana Mbak” Tanyaku.
“Oh kebetulan Mas Heri (suaminya Mbak Yuni) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangya dan si Dani (anaknya Mbak Yuni) ikut” jawab Mbak Yuni.
“Belum punya Adik Mbak dan Mbak Yuni kok nggak ikut” tanyaku lagi.
“Belum Ris padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Dani dulu. Mbak Yuni ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut” katanya.
“Eh kamu nginep disini kan Mbak masih kangen lho sama kamu” katanya lagi.
“Iya Mbak, tadi sudah pamit kok” kataku.
“Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin” kata Mbak Yuni.

Lalu aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihat-lihat kolam ikan di belakang rumah dan kulihat Mbak Yuni gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Mbak Yuni selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. Aku pastikan ia tidak memakai BH dan mungkin CD juga karena tidak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.

“Sayang Ris ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk” kata Mbak Yuni sambil melangkah ke arahku lalu kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.
Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum tubuhnya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataku tak lepas memperhatikan tubuh Mbak Yuni dari belakang. Kulitnya benar-benar putih. Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin burungku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya lalu meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dengan burungku seperti dalam bokep yang sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal lalu kucoba menghilangkan khayalan itu.

Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami nonton teve sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa sudah pukul sembilan.
“Ris nanti kamu tidur sama aku ya, Mbak kangen lho ngeloni kamu” kata Mbak Yuni.
“Apa Mbak” Kataku terkejut.
“Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu” katanya.
“Iya Mbak aku inget” jawabku.
“Nah ayo tidur, Mbak udah ngantuk nih” kata Mbak Yuni sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku berangan-angan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.
“Ayo jadi tidur nggak” tanya Mbak Yuni.
Lalu aku naik dan tiduran disampingnya. Aku deg-degan. Kami masih ngobrol sampai jam 10 malam.
“Tidur ya.. Mbak udah ngantuk banget” kata Mbak Yuni.
“Iya Mbak” kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbayang-bayang pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Mbak Yuni terbaring di sampingku, kurasakan burungku mengeras.

Aku melirik ke arah Mbak Yuni dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yang harus aku lakukan. Ingin aku onani karena sudah tidak tahan, ingin juga aku memeluk Mbak Yuni dan menikmati tubuhnya, tapi itu tidak mungkin pikirku. Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Lalu aku putus kan untuk melihat paha Mbak Yuni sambil aku onani karena bingung dan udah tidak tahan lagi.

Dengan dada berdebar-debar aku buka selimut yang menutupi kakinya, kemudian dengan pelan-pelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku beitu dekat dan jelas. Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang perempuan tapi aku takut kalau dia terbangun. Kurasakan burungku melonjak-lonjak seakan ingin melihat apa yang membuatnya terbangun. Karena sudah dikuasai nafsu akhirnya aku nekad, kapan lagi kalau tidak sekarang pikirku.

Dengan hati-hati aku mulai meraba paha Mbak Yuni dari atas lutut lalu keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tiba-tiba Mbak Yuni terbangun.
“Aris! Apa yang kamu lakukan!” kata Mbak Yuni dengan terkejut.
Ia lalu menutupi pahanya dengan rok dan selimutnya lalu duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.
“Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Mbak Yuni. Siapa yang ngajari kamu” kata Mbak Yuni dengan marah.
Aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Burungku yang tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.
“Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Yuni.
“Ja.. jangan Mbak” kataku ketakutan.
“Mbak Yuni kan juga salah” kataku lagi membela diri.
“Apa maksudmu” tanya Mbak Yuni.
“Mbak Yuni masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Mbak Yuni masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Mbak Yuni hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.

Kulihat Mbak Yuni hanya diam saja, lalu aku berniat keluar dari kamar.
“Mbak.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah” kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar.
Mbak Yuni hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang berbuat bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian kudengar pintu kamarku diketuk.

“Ris.. kamu masih bangun Mbak boleh masuk nggak” Terdengar suara Mbak Yuni dari luar.
“Ya Mbak, silakan” kataku sambil berpikir mau apa dia.
Mbak Yuni masuk kamarku lalu kami duduk di tepi ranjang. Aku lihat wajahnya sudah tidak marah lagi.
“Ris.. Maafkan Mbak ya telah nampar kamu” katanya.
“Seharusnya saya yang minta maaf telah kurang ajar sama Mbak Yuni” kataku.
“Nggak Ris, kamu nggak salah, setelah Mbak pikir, apa yang kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Mbak masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Mbak tidak menyadari bahwa kamu sekarang sudah besar” kata Mbak Yuni.
Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Mbak Yuni tidak marah lagi.
“Ris, kamu bener mau sama Mbak” tanya Mbak Yuni.
“Maksud Mbak” kataku terkejut sambil memandangi wajahnya yang terlihat bagitu manis.
“Iya.. Mbak kan udah nggak muda lagi, masa’ sih kamu masih tertarik sama aku” katanya lagi.
Aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.
“Maksud Mbak.., kalau kamu bener mau sama Mbak, aku rela kok melakukannya dengan kamu” katanya lagi.
Mendengar hal itu aku tambah terkejut, seakan nggak percaya.
“Apa Mbak” kataku terkejut.
“Bukan apa-apa Ris, kamu jangan berpikiran enggak-enggak sama Mbak. Ini hanya untuk meyakinkan Mbak bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tidak menganggap kamu anak kecil lagi” kata Mbak Yuni

Lagi-lagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu. Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yang selama ini hanya bisa aku bayangkan.

“Gimana Ris Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” kata Mbak Yuni.
Aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.
“Kamu pasti belum pernah kan” kata Mbak Yuni.
“Belum Mbak, tapi pernah lihat di film” kataku.
“Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi” kata Mbak Yuni.

Mbak Yuni lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Mbak Yuni mencopot roknya dan paha mulus yang aku gerayangi tadi terlihat. Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang buah dada berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan. Mbak Yuni lalu mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat. Penisku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat wanita telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang. Aku begitu takjub, bayangkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku. Aku tertegun dan ragu untuk melakukannya.

“Ayo Ris.. apa yang kamu tunggu, Mbak udak siap kok, jangan takut, nanti Mbak bantu” kata Mbak Yuni.

Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Mbak Yuni memperhatikan burungku yang berdenyut-denyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya. Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

“Ooh.. Ris.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Mbak Yuni mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yang mulai mengental. Setelah puas dengan bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki. Langsung aku jilati mulai dari bawah lalu ke arah putingnya, sedangkan buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

“Emmh oh aarghh” Mbak Yuni mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.
Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekeliling memeknya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku keluar masuk di dalam lubang yang semakin licin tersebut.

“Aargghh.. eemhh.. Ris kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Yuni meracau tak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan badannya mengeliat-geliat. Tak kupedulikan kata-katanya. Tubuh Mbak Yuni semakin mengelinjang dikuasai nafsu birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Yuni menegang dan kulihat wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam memeknya.

“Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Yuni dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba..
“Oohh aahh..” Mbak Yuni mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi memeknya.
“Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Yuni masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
“Ris apa yang kamu lakukan kok Mbak bisa kayak gini” tanya Mbak Yuni.
“Kenapa emangnya Mbak Kataku.
“Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa” kata Mbak Yuni.
Ia lalu bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.
“Mbak sekarang giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Yuni mengangguk kecil.
Aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan di dalam memeknya.

“Aarghh.. emhh.. ooh..” terdengar Mbak Yuni mulai mendesah-desah lagi tanda ia telah terangsang.
Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan burungku ke dalam memeknya. Aku mensejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Mbak Yuni tahu, ia lalu mengangkangkan pahanya dan kuarahkan burungku ke memeknya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.

“Ayo Ris jangan takut, masukin aja” kata Mbak Yuni.
Perlahan-lahan aku masukkan burungku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu. Burungku mudah saja memasuki memeknya karena sudah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan. Ohh nikmatnya.

“Lebih cepat Ris arghh.. emhh” kata Mbak Yuni terputus-putus dengan mata merem-melek.
Aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari memeknya.
“Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Yuni berkata tak karuan.
Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat wajahnya semakin memerah.
“Ris, Mbak mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Yuni sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan memeknya dipenuhi cairan hangat menyiram penisku.

Remasan dinding memeknya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam memeknya. Kurasakan nikmat yang luar biasa, berkali-kali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani. Aku peluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya yang baru aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burungku dan merebahkan badanku disampinya.

“Mbak Yuni, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.
“Mbak juga Ris.. baru kali ini Mbak merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Mbak Yuni lalu mengecup bibirku.
Kami berdua lalu tidur karena kecapaian.

Kira-kira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Mbak Yuni juga terbangun.
“Kamu mau kemana Ris..” katanya.
“Aku mau cari minum, aku haus. Mbak Yuni mau” Kataku.
Ia hanya mengangguk kecil. Aku ambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.
“Ini Mbak minumnya” kataku sambil kusodorkan segelas air putih.
Aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Mbak Yuni yang tubuhnya ditutupi selimut meminum air yang kuberikan.

“Ada apa Ris, kok kamu memandangi Mbak” katanya.
“Ah nggak Papa. Mbak cantik” kataku sedikit merayu.
“Ah kamu Ris, bisa aja, Mbak kan udah tua Ris” kata Mbak Yuni.
“Bener kok, Mbak malah makin cantik sekarang” kataku sambil kukecup bibirnya.
“Ris.. boleh nggak Mbak minta sesuatu” kata Mbak Yuni.
“Minta apa Mbak” tanyaku penasaran.
“Mau nggak kamu kalau..” kata Mbak Yuni terhenti.
“Kalau apa Mbak” kataku penuh tanda tanya.
“Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi” kata Mbak Yuni dengan malu-malu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.
“Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Ris.., tapi sekarang kok” kataku menggodanya.
“Ah kamu, kan tadi Mbak nggak ngira bakal kayak gini” katanya manja sambil mencubit lenganku.
“Dengan senang hati aku akan melayani Mbak Yuni” kataku.

Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Mbak Yuni juga ketagihan. Memang benar jika seorang wanita pernah merasa puas, dia sendiri yang akan meminta. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan dengan sepuas hatiku. Ingin kunikmati setiap inci tubuhnya, karena kini aku tahu Mbak Yuni juga sangat ingin. Seperti tadi, pertama-tama bibirnya yang kunikmati. Dengan penuh kelembutan aku melumat-lumat bibir Mbak Yuni.

Aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Yuni pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti tadi, beroperasi di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.

Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kulihat mata Mbak Yuni sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

“Oohh.. arghh.. en.. ennak Ris.. emhh..” kata Mbak Yuni mendesah-desah.
Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan memeknya. Jari-jarikupun segera bergerilya di memeknya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.

“Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. enak.. oohh..” mulut Mbak Yuni meracau.
Setiap kali Mbak Yuni terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk memeknya, setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi memeknya, kulakukan beberapa kali.

“Emhh Ris.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh..” kata Mbak Yuni memohon.
Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah aku lihat di bokep.

Segera aku arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekeliling memeknya dan terlihatlah memeknya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya. Aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati memek lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

“Ris.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Yuni.
Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati memeknya, tapi aku tidak pedulikan kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

“Ohmm.. emhh.. ennak Ris.. aahh..” kata Mbak Yuni ketika ia klimaks.
Setelah Mbak Yuni selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.

“Gantian Mbak diatas ya sekarang” kataku.
“Gimana Ris aku nggak ngerti” kata Mbak Yuni.

Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. Aku tidur telentang dan Mbak Yuni aku suruh melangkah diatas burungku, tampaknya ia mulai mengerti. Tangannya memegang burungku yang tegang hebat lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan memeknya diarahkan ke burungku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan memeknya. Mbak Yuni lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.

Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sungguh sangat sexy wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajah Mbak Yuni terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya pun terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras ketika jari-jariku memelintir puting susunya.

“Oh emhh yaah.. ohh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulut Mbak Yuni.

“Aku nggak kuat lagi Ris..” kata Mbak Yuni sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai klimaks.
Kurebahkan badannya dan aku segera memompa memeknya dan tak lama kemudian Mbak Yuni mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Mbak Yuni menikmati kenikmatan yang diperolehnya. Setelah itu aku cabut penisku dan kusuruh Mbak Yuni menungging lalu kumasukkan burungku dari belakang. Mbak Yuni terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.

Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh Mbak Yuni rebahan lagi dan aku masukkan lagi burungku dan memompa memeknya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Mbak Yuni ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari.

“Ahh.. oh.. Mbak mau enak lagi Ris.. arrghh ahh..” kata Mbak Yuni.
“Tunggu Mbak, ki kita bareng aku juga hampir” kataku.
“Mbak udah nggak tahan Ris.. ahh..” kata Mbak Yuni sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. Cairan hangat menyiram burungku dan kurasakan dinding memeknya seakan-akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya akupun tidak kuat dan croott.. akupun mencapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yang baru saja kami raih.

Hadiah Istimewa

Hadiah Istimewa

Perkenalkan namaku Lia, aku berumur 28 tahun, sudah menikah tetapi belum berniat memiliki anak karena masih berkonsentrasi dengan karier dan pendidikanku. Aku bekerja pada salah satu bank swasta ternama di Jakarta. Menurut temantemanku aku dikaruniakan bentuk tubuh yang seksi, mungkin karena ukuran dada dan pinggulku yang sangat menggoda.

Sebenarnya belum terlalu lama aku berhubungan dengan situs ini, kurang lebih baru sekitar 6 bulan yang lalu, itu juga karena diperkenalkan oleh suamiku. Oleh karena itu aku mau kirim pengalaman pribadiku ini, supaya fair kali ya, selama ini kan aku hanya membaca kisah dari orang lain, sekarang gantian aku mau bercerita.

Aku dan suamiku baru menikah sekitar 8 bulan, bagiku suamiku adalah guru sexku yang paling luar biasa, terkadang aku sampai kewalahan menghadapi gairahnya yang begitu tinggi. Sebelum menikah mungkin aku adalah gadis yang lugu, sex adalah hal yang tabu bagiku, tetapi begitu merasakan nikmatnya sex, aku begitu merindukannya setiap waktu.

Suamiku seorang yang inovatif dalam urusan ranjang, dari aku yang lugu menjadi aku yang liar dan haus sex dibuatnya. Terkadang dalam bersetubuh kami menggunakan alat bantu, kami mempunyai beberapa alat bantu seperti butterfly, kondom sambung dan vibrator. Dari semua alat bantu tersebut semuanya memberikan kenikmatan yang berbedabeda, tetapi favoritku adalah vibrator.


Wah sambil menulis ini aku jadi membayangkan kontol silikon itu maju mundur didalam vaginaku. Kelebihan dari vibrator itu selain bisa maju mundur secara otomatis tetapi juga dapat memberikan sensasi luar biasa menjelang aku orgasme karena sambil maju mundur vibrator itu dapat disetel bergetar. Bagi para istri coba deh, apalagi sekarang alat bantu sex mudah sekali diperoleh. Terkadang kalau lagi “on” aku juga suka masturbasi dengan alat bantu. Suamiku sangat senang melihat aku bermasturbasi. Sebenarnya dia yang pertama kali mengajarkan masturbasi kepadaku, dan dia tidak keberatan apabila aku bermasturbasi didepan dia, malah katanya aku sangat seksi dan merangsang, kalau sudah begitu masturbasiku pasti berganti dengan persetubuhan yang liar dan panas.

Selain menggunakan alat bantu, kami juga suka bersetubuh ditempattempat yang tidak lazim, bosan kalu ditempat tidur terus kata suamiku. Kami pernah bersetubuh di taman depan rumah dimana tingkat ketahuan sama orang lainnya sangat tinggi. Seru sekali nikmat sambil degdegan. Selain itu kami pernah bersetubuh diatas balkon sebuah apartemen terkemuka di Jakarta, kalau penghuni kamar sebelah ke balkon juga, wah gimana jadinya, tetapi itulah kenikmatannya. Kami juga pernah bersetubuh dikolam renang salah satu hotel di Bali dan hampir ketahuan, ternyata enaklo bersetubuh didalam air, sensasinya sungguh luar biasa.

Sebenarnya bukan itu yang mau aku ceritakan. Aku mau bercerita tentang hadiah ulang tahun yang diberikan oleh suamiku bulan yang lalu, tepat pada usiaku yang ke-28. Pada waktu itu kami sepakat merayakan disebuah hotel, hanya aku dan suamiku. Hotelnya ada di kawasan Slipi, kami menyewa salah satu kamar yang ada dilantai 21. Memang dari rumah aku sudah menduga bahwa ada kejutan yang sangat merangsang yang akan diberikan oleh suamiku, tetapi aku tidak menduga betapa luar-biasanya kejutan tersebut.

Saat makan malam suamiku memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku. “Selamat ulang tahun Sayang”. Kemudian dia mengambil sesuatu dari saku celananya, sebuah kotak hitam kecil dan membukanya di hadapanku. Wah sebuah kalung dari emas putih bermatakan berlian, aku senang sekali karena walaupun buas diranjang suamiku sangat romantis. “Sini aku pakaikan” kata suamiku seraya memakaikan kalung tersebut. “Terima kasih ya Mas” kataku. “Itu masih hadiah pembukaan Sayang, masih ada paket hadiah yang lainnya” katanya. “Apaan tuh Mas, jangan main rahasiarahasiaan dong” kataku lagi. “Sekarang kita selesaikan makam malamnya nanti hadiah utamanya diberikannya di dalam kamar” katanya genit.

Rasanya aku tahu apa hadiah utamanya kataku dalam hati, pasti dia memberikan sex toys baru lagi. Tak lama kami menyelesaikan makan malam kami, setelah berjalanjalan sebentar melihatlihat pemandangan di lobby, suamiku mengajakku kembali ke kamar. “Mau lihat hadiah utamanya nggak” katanya, aku hanya tersenyum. “Bikin penasaran orang aja” kataku. “Aku kan mau memberikan sesuatu yang beda, Sayang” katanya lagi. Tak lama sampailah kami di kamar. Suamiku menyalakan TV dan aku masih bertanyatanya dalam hati mengenai kejutan dari suamiku. “Siap untuk kejutannya, Sayang” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut. Itulah suamiku, dia sangat tahu bagaimana memperlakukan perempuan. Kamipun mulai berciuman, ternyata ini toh kejutannya kataku, tetapi masa cuma ini sih, yang seperti ini kan tiap hari kami lakukan.

Saat aku sedang terbuai ketika payudaraku dicumbu oleh suamiku, bel kamar berbunyi kembali, suamiku memintaku untuk membuka pintu. “Selamat malam, Mbak’ apakah ini kamar Pak Indra” seorang pemuda bertanya kepadaku. “O iya benar, ayo masuk. Pak Indranya ada kok di dalam” dalam hati aku mengomel kok datang di saat yang nggak tepat sih, orang lagi mau asik diganggu. “Halo Ivan, ayo silakan duduk jangan sungkan, perkenalkan ini Lia istri saya”. “Ivan”, kata pemuda tersebut sambil menyodorkan tangannya. “Lia”, kataku singkat. “Bawa pesanan saya Van”, tanya suamiku. “Bawa Mas”, katanya sampil menyerahkan sesuatu kepada suami saya. Rupanya sebotol champagne.

“Hari ini Mbak Lia ulang tahun Van, kita harus memberikan hadiah yang khusus, sekarang tolong persiapkan dong”, kata suamiku meminta si Ivan menyiapkan minuman tersebut. “Baik Mas” kata Ivan sambil tersenyum. Tak lama Ivan datang dengan 3 gelas champagne. “Mari kita bersulang”, kata suamiku sambil membagikan gelas. “Demi kebahagiaan kamu, Sayang” kata suamiku lagi. Kami menghabiskan isi gelas tersebut. Setelah itu kami ngobrol tentang bebagai hal, dari politik sampai ke lelucon porno, tetapi ketika ngobrol aku kok merasa begitu horny, aku terangsang sekali.

Nafasku turun naik seolaholah tidak mampu menahan birahi dan apabila aku menggeser pantatku dari tempat tidur. Sedikit gesekan pada vagina saja memberikan rangsangan yang sungguh luar biasa, aku tak tahan lagi tetapi aku masih sadar karena aku melihat masih ada Ivan di situ.

“Mas”, kataku lirih sambil menahan gejolak birahi, maksudku agar menyuruh Ivan pulang dan kami dapat melanjutkan pertempuran yang tertunda. Tapi suamiku malah berkata, “Siap buat hadiahnya Sayang”. Tangan suamiku meremas perlahan payudaraku dan bibirnya melumat bibirku. Sekarang aku sudah lupa diri, setiap remasan pada payudaraku membuat aku tidak peduli lagi bahwa ada orang lain dikamarku. Satu demi satu kancing bajuku terlepas.

Suamiku terus mencumbuku, karena sudah tidak tahan aku juga merespon rangsangan suamiku, malam itu setiap sentuhan maupun remasan rasanya lebih nikmat satu juta kali dibading biasanya. Aku telanjang bulat sekarang, aku terus merasakan nikmatnya remasan di payudaraku, suamiku meminta aku telentang kemudian dia membuka kedua pahaku dan menjilati seluruh kemaluanku. “Aaaccrhh..”, aku menggelinjang nikmat. Klitorisku distimulasi dengan sedemikian nikmatnya. Sambil merasakan nikmat pada vaginaku, aku meremas payudaraku sendiri, suamiku rupanya mengerti sambil menjilati vaginaku tangannya membantu meremas payudaraku dan memilin putingku. Mataku terpejam nikmat, hebat sekali suamiku malam ini, lebih hebat dari biasanya.

Dari vagina sekarang dia menjilati seluruh payudaraku dan putingku, aku hanya bisa terpejam nikmat. Antara sadar atau tidak sadar aku merasa saat memegang rambut suamiku rasanya kok berbeda. Betapa terkejutnya aku ketika aku membuka mataku bukannya suamiku yang ada didepanku tetapi si Ivan yang sudah telanjang bulat juga, aku terkejut, aku mau marah tetapi tidak bisa, kenikmatandemi kenikmatan yang kuperoleh mengalahkan segalanya. Kulihat suamiku duduk di kursi di samping ranjang sambil menguruturut kontolnya. “Mas, kamu..”, kataku tak sanggup meneruskan katakataku karena menahan nikmat. “Nikmati saja hadiahnya Mas”, katanya.

Akupun melihat diapun sudah dikuasai nafsu melihat istrinya dicumbu sedemikian rupa. Akupun memutuskan untuk menikmati saja malam ini karena aku tidak dapat berhenti lagi dan sudah terlanjur. Ivan memintaku untuk berjongkok, kemudian mengarahkan kontolnya kemukaku, aku mengerti dengan segera saja kusambar dan kumasukan kedalam mulutku, kuhisap dan kunikmati sedemikian rupa. Ivan menggelinjang sedemikian rupa, menahan nikmat. “Teruus Mbak Lia, teruuss..”, katanya meracau.

Kontol Ivan ukurannya sama seperti suamiku hanya lebih banyak uratnya dan kepalanya lebih besar. Kalau ditaksir umurnya mungkin baru sekitar 1819 tahun. Sambil terus meng-oral kontolnya si Ivan aku merasa payudaraku ada yang meremas dari belakang, ternyata adalah suamiku. Aku tambah tidak karuan saja menahan serangan nikmat dari dua lakilaki. “Masukan sekarang Van, masukan sekarang..”, pintaku. Dengan lembut Ivan memasukan kontolnya ke dalam vaginaku, setiap pergerakan mili demi mili dari kontol Ivan memberikan sensasi yang tidak tertahankan. Ivan terus memompa kontolnya didalam vaginaku, sementara itu suamiku mengarahkan kontolnya ke dalam mulutku, jadilah vagina dan mulutku dientot oleh dua lakilaki. Hanya sekitar 5 menit aku diperlakukan demikian aku segera mendapatkan orgasmeku. “Aku mau sampai”, kataku dengan mulut masih penuh oleh kontol suamiku. Akhirnya, “Aaarrcchh ..”, Aku mengejan hebat, aku merasakan seluruh otot kewanitaanku berkontraksi, pandanganku menjadi gelap rasanya.

Setelah itu kami masih terus mencoba gaya ini dan itu karena kedua lakilaki ini mempunyai keperkasaan yang luar biasa di ranjang, baru setelah orgasmeku yang keempat suamiku memuntahkan spermanya didalalam vaginaku dan tak lama Ivan memuntahkan spermanya juga didalam vaginaku. Setelah itu kami pun tertidur kelelahan. Saat aku tidur terasa ada yang menciumku.

“Selamat pagi Sayang, gimana hadiahnya semalam”, ternyata suamiku membangunkanku. “Mas kok tega sih, aku kan istrimu, kok rela sih istrinya ditiduri orang”, kataku. “Kamu menikmatinya nggak”, dia balik bertanya. Jujur dalam hati belum pernah aku mendapatkan kenikmatan sedemikian rupa, satu kontol aja sudah enak apalagi dua. Aku hanya terdiam. “Ya sudah kalau kamu marah aku minta maaf”, kata suamiku. “Mas, aku kok bisa terangsang banget sih semalam, memangnya yang diminum apa sih”, tanyaku. “Cuma segelas champagne kok, tetapi di gelas kamu ditambah dengan beberapa tetes spanish fly”, katanya sambil tersenyum.

Pantas, umpatku dalam hati, aku begitu terangsang, mungkin kalau dalam kondisi normal aku belum tentu mau ber threesome ria seperti semalam. Kulihat Ivan masih tertidur pulas. “Ivan itu siapa sih” tanyaku pada suamiku. “O.. dia gigolo, aku menyewanya untuk kamu, tenang, dia bersih kok”, jawab suamiku. Pantas goyangan dan pompaannya begitu professional. “Tapi kamu puas kan sama hadiahnya”, tanya suamiku lagi.

Aku hanya tersenyum, aku nggak mau munafik semalam aku sangat menikmatinya dan mungkin suatu saat rindu untuk mengulanginya lagi. Jujur aku merasa menjadi wanita sejati semalam. “Ya sudah kalau kamu menikmatinya, aku ke bawah dulu mau cari rokok, ini sisa pembayaran buat si Ivan, nanti serahkan saja ke dia”, kata suamiku sambil pergi meninggalkan kamar.

Di dalam kamar aku termenung mengingat kejadian semalam, sungguh luar biasa, sungguh fantastis. Tibatiba mataku tertuju kepada Ivan dalam hati aku memuji ganteng juga, badannya sangat atletis. Dalam hatiku terbersit keinginan untuk menikmati Ivan saat suamiku tidak ada, bukankah nggak masalah kalaupun suamiku sampai tahu, bukankah semalam si Ivan juga sudah menikmati vaginaku di depan suamiku.

Untuk memuaskan penasaranku bagaimana bersetubuh dengan gigolo maka dengan lembut aku membangunkan si Ivan dengan cara menghisap kontolnya yang masih kecil, perlahanlahan kontol itupun menjadi besar, gagah, berotot dan menjulang. Ivan terbangun, aku minta dipuaskan Ivan dengan cara gigolo yang paling profesional, kami mengulanginya dua kali ditempat tidur dan dikamar mandi, kami mandi bersama. Sekali lagi aku sangat puas. (nggak usah dibahas mengenai gayanya ya.. karena sama seperti cerita yang lain ya begitubegitu juga, yang berbeda cuma nikmatnya aja)

Sampai saat ini aku masih terkenang dengan kejadian itu, tetapi aku tidak pernah lagi berhubungan seks dengan lelaki lain, biar bagaimanapun bagi wanita seks harus didukung dengan cinta, yang aku lakukan dulu juga karena aku mencintai suamiku. Tetapi kalau di kemudian hari suamiku mengajakku ber-threesome lagi, tentu saja aku tidak keberatan. Malahan sekarang terlintas di benakku bagaimana jika melakukan foursome atau gangbang sekalian. Walau begitu kenangan tersebut akan kupakai untuk berfantasi saat bersetubuh dengan suamiku ataupun bermasturbasi.

Demikian kisahku, mohon komentarnya, mohon maaf kalau tulisannya nggak begitu bagus buat dibaca, habis ini tulisan pertamaku sih. Kalau ada komentar silakan hubungi aku, aku nggak membatasi lakilaki atau perempuan, boleh kok semuanya menghubungiku. (terutama buat perempuan yang sudah jenuh sama permainan seksnya selama ini, mari kita sharing, aku punya beberapa tips yang ingin kubagikan)

Goyangan Lenny

Goyangan Lenny

Malam telah larut, langit masih saja menyisakan tangisnya membasahi bumi. saat itu tepat pukul 20.00, ketika kunyalakan komputerku dan kubuka email dari teman2. Habis baca email, langsung aja aku pencet tuh shortcut mirc, dan langsung pake server dalnet canel bandung. Kupilih nickname yang ada di situ….ada salah aja asal - asalan, soalnya gua juga sering pake nickname yang aneh kayak bisatu nickname yang mengingatkanku pada teman sekolah sma dulu…….L3nny ,yah gua pikir siapa tahu beneran temen gua.Padahal kan kalo nickname bisa g-cock, big-penis, machoman, atau apa sajalah….pokoke biar menarik buat di msg.


“Helo calon istriku yang cantik dan sexy……” tulisku pada program mirc. ini kebiasaan gua biar ditanggepin sama yang gua msg. kadang ada yang seneng…kadang ada juga yang nyumpah2 in -)). gua tunggu semenit dua menit nggak ditangepin juga…..sambil nungguin tanggepan…gua buka aja site2 nya mas wiro yang begitu terkenal kualitasnya di seluruh dunia -)). kali aja ada sertifikasi ISO utk site porno….gua yakin site ccs ini pasti dapet seri ISO 9000 -)). Tapi yang gua heran…kalo ada rating2 persh dotcom…sitenya mas wiro ini nggak pernah disebut. padahal pengunjungnya kan banyak banget.wah jadi ngelantur ke mana - mana nih. gua buka2 arsip2 cerita…yang terus dapet kategori bagus sekali kok ya ceritanya mbak sari ….kali aja mas wiro berbau KKN nih …Tapi emang kok ceritanya bagus2. kali aja emang dianya punya bakat jadi penulis novel. Dengan mencet tombol Alt+Tab gua balik lagi ke mirc. “Hello juga baby..asl ” wah ada tanggepan nih. ” 28.m.jkt, u ” tulisku lagi. kemudian dia membalas ” 27.f.bdg , kulker “. “Ker, eh kamu alumni sma xxx bukan” tanyaku. ” iya kok tahu ” jawabnya. ” yah tahu donk….angk xx yah” tanyaku lagi. ” wah kamu emang jago deh .”Jawabnya. ” Gua Denny…..masih Inget” kataku. ” Oh iya inget2 gua inget” jawabnya” eh besok sabtu ketemu di MD BIP jam 19 yah….gua pake baju merah rok merah” katanya. ” Ok….” jawabku. Belum sempat gua jawab lagi…..disconect. Terus gua coba nyambung lagi ternyata malahan gak bisa masuk ke dal net. ya udah …gua matiin komputernya. Akhirnya gua tertidur…..sambil ngebayangin yang akan terjadi besok sabtu. Jumat Sore, sepulangnya dari kantor , gua langsung cabut ke bandung…..dengan katana butut gua. Sampe di bandung sekitar pukul 20.00 dan Langsung gua tertidur di hotel di daerah setiabudi.Karena gua cuma mau cerita ke inti ceritanya…..maka detil2 kegiatan gua pagi harinya nggak gua ceritain. pokoke terus gua jam 06.30 udah standby di MD. Sambil harap2 cemas. gua nungguin lama banget di MD ini…mana penuh lagi tempatnya. Tiba2 ada sesosok tubuh mengenakan baju merah dan rok merah….sebenernya gua udah ragu2…soalnya yang ini kayaknya masih muda banget…lagian gua udah lupa sama yang namanya lenny. tapi tetep aja gua samperin. Hello…..lenny ya…..boleh duduk di sini kataku sesopan mungkin. Tapi tiada disangka dan tiada diduga….ada dua orang cowok berewokan pokoke serem deh duduk di dekatku….”permisi mas…ini udah gua pesen sama pacar saya ” Katanya dengan muka masam. wah untung aja gua nggak dipukul ……kali aja dikirain ngangguin pacarnya. Gua balik lagi ke tempat duduk gua tadi. ditunggu hingga pukul 19.15 nggak ada juga yang dateng pake baju merah rok merah. Kali aja gua dikerjain. soalnya gua juga pernah ngerjain orang lewat irc sih. bagi yang merasa gua kerjain mau ketemu di MD…harap lapor lewat email ke saya -)).Akhirnya setelah ditunggu sampai 20.00 ada juga cewek dengan baju merah dan rok merah. karena usianya gua kira2 ada 27 an ..maka gua samperin aja.

” eh…lenny ya” tanyaku sambil mengulurkan tangan. Tapi gua liat2 kok nggak ada pantes2 nya sama lenny temen SMA gua. ” ooo…ini toh yang namanya denny” katanya sambil menjabat tangan. kalo lenny yang ini tinggi kayak gua…sekitar 170 an…sedangkan lenny temen gua paling 160 an. Tapi mantep juga bodinya sama facenya…kayak artis panas FFL.

” udah nunggu lama yah “tanyanya tanmpa dosa. ” iya nih…tapi kalo nunggu cewek secakep lenny sih nggak asik2 aja” jawabku. ” Eh pindah aja yo….jangan di sini..terlalu ramai, Ke tempat gua aja yok di Hotel J”Katanya. Gua sih ikut aja. Karena lenny datengnya pake taksi….makanya kami ke hotel J pake katana butut gua. Sesampainya di hotel, kamu langsung menuju ke kamar 308.

Kamipun masuk ke dalam kamar dan duduk di sofa. ” Eh sorry den..gua sebenernya sih bukan lenny temen kamu.” katanya. ” Gua juga tahu……malahan lenny yang ini lebih sexy dan menggairahkan.” kataku sekenanya.

“Ah ..bisa aja kamu denn” Katanya sambil menuju ke mini bar. “Nih denn..minum dulu…..gua mo ganti baju dulu…” katanya sambil ke kamar mandi.

habis dari kamar mandi..lenny mengenakan daster warna merah muda yang sangat tipis…..keliatan sekali kalo dia nggak pake apa2 di dalamnya. Dan dia mendekatiku…duduk di sebelahku. ” Denn…..kamu mau nggak nemenin gua di sini barang semalam” katanya. wah mimpi apa gua semalam….gua nggak jawab pertanyaanya. “ya udah deh…kalo nggak mau semalam yah,…..dua malam…” katanya sambil senyum2 mesum.

Kemudian dia mulai beraksi….memegang2 pangkal selangkangan gua. ” wah baru dibilangin gitu aja udah keras bukan main” katanya. Kemudian gua mulai beraksi. tangan gua letakkan ke pinggulnya…dan mulai kudekatkan mulut gua ke depan bibirnya. nggak menyia-nyiakan kesempatan…..langsung gua lumat bibirnya dengan bibir gua. Lenny pun membalas lumatan gua dengan agresif. setelah bermain bibir bibiran dan mulut mulutan, kemudian gua menjilati lehernya yang jenjang.”ohh…..sshhh….ahh..denn” hanya itu yang keluar dari mulutnya. kemudian gua buka dasternya..sehingga dia hanya pake bra dan cd yang berwarna krem. selanjutnya gua buka kaitan branya. tersembul sepasang payudara yang indah. berbentuk cup dengan ukuran sekitar 34 dan berwarna kuning sesuai degan warna kulit lenny. terlihat ujungnya yang berwarna merah muda. langsung gua lumat ujungnya dengan usapan2 lidahku. “ooohhh……dennnn…..sshh..akkkjjjhh..sss” desis lenny menikmati permainanku pada payudaranya. kemudian frekuensi jilatanku pada payudaranya makin intens..dan desahan dari bibir lenny pun makin terasa merdu……ooohhh……shhh….akkhhh……assshh….uhhh..dennnh…..dan makin tak teratur. Perjalanan gua lanjutin ke perutnya..gua jilat2 in seluruh permukaan perutnya…dan kemudian gua menuju ke pahanya. ” Lenn….pindah ke tempat tidur aja yok…..” kataku. lennypun dengan masih menahan kenikmatan berpindah ke tempat tidur. tapi kedua kakinya mengangkang membentuk huruf M di tepi tempat tidur. gua dari bagian pinggir tempat tidur langsung melanjutkan explorasi di bagian pangkal pahanya. gua rapikan rambut2 di daerah selangkangan dengan jilatan2 pada tempat tersebut,Rambutnya sangat lebat…pasti pake shampoo metal pikirku -)). kemudian Gua jilati pangkal pahanya. dan terdengar lagi rintihan kenikmatan “oohh…dennnnnn…..ahhhhh…..sshh….” terus gua mulai menyibak bibir2 vaginanya dengan jilatan2ku. dan dangan bantuan dua tanganku..kubuka bibir2 vaginanya..sambil terus kujilati bagian dalamnya. terlihat lendir bercampur dengan ludahku menghiasi setiap jengkal lipatan vaginanya. setelah gua buka vaginanya..terlihat tonjolan clitorisnya berwarna merah dan langsung kuhisap hisap dan kupermainkan pake lidahku. ”

ojhhhhh…..ahhhh…..ssh….terusss….dennn…ahhhk…ohhhsss…” terdengar desahan2 kenikmatan dari mulut lenny dan pinggulnya bergerak2 berlawanan arah dengan arah jilatanku. terlihat cairan makin membasahi vaginanya….dan tak lama kemudian setelah gua makin intens mempermainkan clitorisnya…”aooohhh….dennn….shh……aku….sampai….akkkkkkkhhhhjjj jhhh” jerit lenny di puncak kenikmatan. Langsung aja gua buka celana jeans , keluarin rudal, terus aja gua kocok2 bentar rudal scud peninggalan nenek moyang. dan karena dari tadi udah berdiri dengan keras….langsung ku suruh lenny menungging, sehingga kakinya ada di lantai dan badannya di atas kasur. kuarahkan rudalku menelusup diantara pahanya. pertama 2 gua masukkan sekitar 2 cmdan kukocok2 kan pada G-spotnya.

“ahhkk,,….sshh….oooohh……ssghhh……ahhh…..” desah lenny ketika g-spot kumainin, kemudian gua msukkan 7 cm dan ua perlakukan seperti tadi…..lagi-lagi desahan lenny makin menjadi-jadi. ooohhh….ahhhh…..terrsshh…..dennyy…… langsung gua masukkan seluruhnya dan gua keluar masukkin dengan irama 34 heheh..kayak lagu aja ya -)). setelah keluar masuk selama 10 menit…..terdengar jeritan lagi” AHHHH…….ssshhhh…..oooohhh…denny…kkamuu….memanngg….oooohhh..shh hhh” terasa semprotan kenikmatan dari vagina lenny membasahi rudalku. “ammppuunnn dehh..denn,,……..oohhssss” napas lenny terengah2 seperti habis ikut lari 10K. karena gua belum keluar juga, terus aja gua pegang tangan lenny dan gua taroh di rudal gua suruh dimainin, biar tetep hidup. Kemudian tak lama kemudian lenny menunduk dan melihat dengan tatapan buas pada rudalku. Langsung aja dia mainin ujung rudalku dengan lidahnya , dan ditelannya kepala rudalku dan dikocok pake mulutnya. rasanya bener bener…ee….. mengezutkan…..setelah hampir 5 menit kemudian terasa ujun rudalku akan menyemburkan sesuatu……langsung aja lenny mengeluarkan rudalku dan menutupinya dengan dasternya yang tergeletak di lantai. dan denga pijitan2nya keluarlah cairan yang tertahan di ujung rudalku.

Buku Itu Aku Pinjam

Buku Itu Aku Pinjam

Waktu itu aku masih SMA kelas satu, kebetulan aku punya tetangga wanita yang sekolahnya di SMEA dekat sekolah. Dia itu 1 tahun diatas umurku. Orangnya putih, mulus rada bongsor, payudaranya lumayan gede, pinggulnya sedeng, pantatnya rada nungging. Sewaktu aku habis pulang sekolah kulihat dia lagi santai-santai di depan rumahnya, kuhampiri dia terus aku bilang “Da..! (namanya Farida) aku punya buku bagus, lu mau liat nggak” dia bertanya, “Buku bagus apa’an Ga”. “Pokoknya asyik sudah, kalau lu baca kagak bakalan nyesel, yakin dech” jawabku. “Aku pinjem doong”, “Kalau mau liat bareng sini sama aku..” aku menantangnya, eh tahunya dia bangun terus mendekatiku. Aku yang kebetulan memang sudah lama cari kesempatan buat megang-megang payudaranya. Pas dia sudah di sampingku ku katakan lagi sama dia, “Elo mau lihat, tapi lu jangan bilang-bilang sama siapa-siapa yah..”, ” Iya deh…” sudah gitu aku ajak dia ke rumah tetanggaku yang kebetulan lagi kosong, memang biasanya aku suka nongkrong di rumah itu.

Pas sampai di halaman rumah tetanggaku itu aku mengajaknya ke teras depan. Terasnya rada adem karena banyak pohon-pohon dan lagi tidak terlalu kelihatan dari jalan. Terasnya tidak punya bangku, jadi aku dan dia duduk di lantainya. Kemudian kutunjukkan buku yang kumaksud, Buku “Penthouse” Dia sempat kaget! Tanpa disangka, “Sini deketan lagi kalau mau lebih jelas” aku bilang ke dia. Mungkin karena penasaran juga dia merapatkan duduknya dekatku. Aku buka gambar-gambarnya, eh dia tambah mau lihat lagi. Sudah begitu kupegang tangannya sambil aku remas-remas jarinya, sementara tanganku yang satunya lagi membuka gambar lainnya. Dia kelihatannya rada ‘terangsang’ juga. Kepalanya sampai nempel ke kepalaku sampai-sampai aku bisa mencium wangi rambutnya. Tanganku lama-lama ngusap ke atas tangannya sampai ke bahunya, terus ke punggungnya, lama juga mengusapnya. Pas waktu itu ada gambar orang wanita lagi ngisep ‘barang’ cowok. Aku sempat bilang sama dia, “Elo pengen nggak ngerasain kayak gitu” Dia diam saja, tapi aku tahu dia juga lagi kontrol nafsunya (napasnya kayak berat gitu). Tahu-tahu tanganku sudah sampai dan nyelusup lewat tangan t-shirtnya yang longgar, meremas-remas payudaranya (dia masih pakai BH). Putingnya sudah tegang. Barangku sendiri juga sudah tegang, kelihatan dari celana seragam SMA-ku. Aku mencium pipinya yang mulus, terus ke bibirnya. Rupanya dia juga sudah tidak sabaran saat itu. Kami berciuman lama juga, lidahnya kumain-mainkan sampai ke langit-langit mulutnya eh.. dia tambah di luar kontrol. Aku lepas ciumannya sambil tangganku melepas BH-nya dari belakang, nah sekarang dia nggak pakai BH lagi. Kuangkat bagian depan t-shirtnya kukulum payudara kirinya, sementara tangan kananku memainkan payudara satunya lagi.

Sambil gitu aku dorong dia supaya dia bisa tidur telentang biar aku gampang ngisap pentilnya. Berapa kali dia melenguh tanda dia juga suka. aku sudah nggak tau bukunya sudah ada dimana deh..! payudaranya kujilati terus turun sampai ke perutnya yang putih banget (aku belum pernah liat perut putih, waktu itu). Dia pakai celana pendek jeans sementara tangan kananku sudah sampai ke ritsluiting jeansnya siap-siap mau turunin celananya. Dia dorong kepalaku lebih kebawah lagi, sekarang kepalaku sudah ada didepan selangkangannya tapi masih ada celana dalamnya, jeansnya sudah turun sampai ke dengkul. Aku tetap menjilati perutnya, tanganku dua-duanya melorotin celana dalamnya. Uiih… aku baru liat yang namanya memek tuch kayak gitu. Dia kayaknya juga makin nggak bisa kontrol ‘rangsangan’nya. Dia makin sesepin kepalaku ke barangnya. Dia bilang “Sggh… Ga… aku sudah nggak tahan nih”, tapi aku masih bisa mengontrol lidahku untuk menjilati barangnya (bulunya sedikit dan rada bule). Kulebarkan pahanya pakai tangan dan terus kuhisap kelentitnya. Barangnya sudah basah banget, kucolok pakai jari tengah ehh… masih rapet loh!! aku sempat nanya ” Da… lu masih perawan yah…”, dia nggak jawab tapi tangannya pegang tanganku dan supaya jari tanganku bisa masuk lebih dalam lagi. Jariku sekarang keluar masuk liang kewanitaannya dan tambah banjir tuh liang kewanitaannya. Dia masih pakai t-shirt tapi bagian bawahnya sudah total telanjang. Kira-kira 2 menit aku gituin dia kayaknya dia sudah mau klimaks, “uuhh… Ga saya mau keluar ga…”. Sambil ngomong gitu dia jepit jariku sama pahanya. Ternyata dia sudah sampai, dan jariku masih di dalam liang senggamanya merasa kayak di pijit-pijit. Kuperhatikan mukanya, kayaknya dia rada malu sama aku, tapi juga puuaass… kubangunkan dia terus aku bilang “Kamu mau nggak mainin penisku”, dia nggak banyak omong langsung tangannya buka ritsluiting celanaku, dia dorong badanku supaya telentang dan dia tarik celana seragamku sampai ke paha, terus meloroti celana dalamku. Barangku dikeluarkan, terus dia usap-usap pakai tangannya, aku baru setengah tegang, dia bilang, “Kok kamu punya kecil sih Ga..”, aku bilang “Aku masih belum lagi tegang Da…, kocok dulu dong…”. Aku lihat tangannya mulai mengocok penisku yang makin lama makin gede. Tiba-tiba kepalanya maju sampai dekat penisku. Ehh… mulutnya sudah menganga dan sudah mulai ngisep kepala penisku. Aku baru pernah merasakan penis dihisap, mulutnya menelan separuh batang, dia terus memompa sambil air liurnya di keluarin. Tangan kanannya tetap megang batangku dan tangan satunya lagi pegang barangnya sendiri. Enggak lama di situ aku bilang sama dia “Da… lu mau aku masukin yah…”, ” Sakit nggak sih” tanyanya lagi, aku jawab “Aku nggak tau… habis aku sendiri belum pernah sih!”. Dia langsung stop ngisep dan berbaring telentang dan pantatnya dialasi majalah, sambil membuka pahanya lebar-lebar. Aku sempat melihat liang kewanitaannya yang merah muda sudah basah, aku setengah berdiri, badanku menindih badannya. Tangannya megang penisku yang tegang 100 persen. Dia bimbing penisku untuk bisa masuk ke liang kewanitaannya. Pas… sudah mau masuk kira-kira sekepala penis, aku cabut lagi dia kayaknya nggak tahan, dia tarik pinggangku, ” Ga… jangan dilepas donng, aku nggak tahan… Sggh”. Batangku sudah masuk 14 ke barangnya yang masih sempit tapi licin aku cabut lagi, dia tarik lagi pinggangku, sekarang ini sudah 34 batang tenggelam ke liang sengamanya. “uuggh… Dalam banget Ga…”, “Belum semuanya Da… masih ada sisanya… teken lagi yah… Uughh” aku juga sudah nggak tahan untuk nggak masukin semuanya. Begitu semuanya masuk aku sempet denger kayak ada suara robek. Prreek… begitu. Dia sempat menjerit kecil, “Ooougghh… Riga barang kamu nikmat banget deehh.”.

Aku sudah mulai kocok dia keluar-masuk liang senggamanya yang sempit. Aku nggak sempet hitung berapa kali aku pompa dia. Lidahku memainkan lidahnya. Aku merasa nggak lama lagi aku mau keluar, aku bilang “Aduuh.. Da.. Saya sudah mau keluar nih…”, “Ouuggh Ga… jangan dilepas ga… saya juga sudah mau sampai lagi.. Ssgghh”. “Daa, nggak tahan… saya buang di dalam saja yah..”, ” Iyaah… asal nggak dicabut ajaa”. Enggak lama keluar deh spermaku, sreet… Srett… Srett, sambil aku teken biar lebih dalam ke liang kewanitaannya. Berbarengan waktunya dia juga klimaks “oouughh… Gaa saya juga keluar Ga…”. Saat itu aku ngerasa batang penisku seperti di pijat-pijat di dalam liang surganya. “Riga… sperma kamu kok anget sih ngalir di barang saya”. Aku cuma nyengir saja dia bilang begitu. Sehabis begituan kucabut penisku dari liang senggamanya, dan kuperhatikan ada darah yang mengalir sedikit dari liang senggamanya, jatuh membasahi majalah yang dijadikan alas. Ternyata itu adalah darah perawan Farida. Aku sempat melap barangku memakai celana dalamnya sebelum aku memakai celana lagi, dia keliatannya puas betul. Dia bilang “Riga.. ternyata ngewe itu nikmat ya…, aku nggak nyesel deh diperawanin sama lu, habis lu pinter sih muasin aku..”. Sehabis kejadian itu aku makin sering bersetubuh sama dia sampai dia pindah rumah kira-kira 2 tahun setelah kejadian pertamanya. Untungnya lagi biar aku keluarin sperma di dalam, dia tuh nggak pernah hamil. Aku sempat tanya kenapa sih dia nggak pernah hamil meski juga sering main sama aku, ternyata jawabnya kalau dia milih hari-hari tidak subur kalau mau main. Untungnya lagi kejadian pertama itu adalah hari-hari mendekati dia mau menstruasi. Sebab kalau nggak bisa lain lagi ceritanya.

TAMAT